Kamis 28 Dec 2017 09:00 WIB

Bendungan Tiga Dihaji Terkatung-Katung

Rep: Maspril Aries/ Red: Joko Sadewo
Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Alex Noerdin, menggelar jumpa pers Kaleidoskop Akhir Tahun 2017 bertempat di Griya Agung, Rabu (27/12). Acara yang dipandu Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Sumsel Ekowati Retnaningsih.
Foto: Republika/Maspril Aries
Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Alex Noerdin, menggelar jumpa pers Kaleidoskop Akhir Tahun 2017 bertempat di Griya Agung, Rabu (27/12). Acara yang dipandu Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Sumsel Ekowati Retnaningsih.

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Selama 2017 di Sumatera Selatan (Sumsel) tengah dilakukan pembangunan 13 proyek strategis nasional. Di antara proyek tersebut ada proyek infrastruktur nasional yang mendekati akhir penyelesaian pembangunannya, yaitu pembangunan jalan tol Sumatera ruas Palembang Indralaya dan pembangunan jaringan kereta LRT (light rail transit) di Palembang.  

Salah satu proyek nasional yang belum jelas nasibnya sampai berakhir 2017, yaitu pembangunan proyek bendungan Tiga Dihaji di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan. "Sampai hari ini saya belum dapat laporan apa perkembangan bendungan tersebut. Nanti kita tanyakan kepada Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perairan," kata Gubernur Sumsel Alex Noerdin.

Menurut Alex, bendungan Tiga Dihaji di Kabupaten OKU Selatan tersebut merupakan proyek pembangunan pemerintah di Sumatera Selatan melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.  Pembangunannya akan menelan investasi sebesar Rp3,8 triliun. "Bendungan ini sudah sejak lama dinanti penyelesaian pembangunannya oleh rakyat di OKU Selatan," ujarnya.

Pemerintah sudah merencanakan pembangunan bendungan Tiga Dihaji sejak 2015. Untuk mendanai pembangunan bendungan tersebut Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU PR) merencanakan dengan skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU). Bendungan tersebut akan dimanfaatkan untuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dengan kapasitas 22 Megawatt (MW).

Kementerian PU PR merencanakan pembangunan bendungan Tiga Dihaji OKU Selatan sebagai bendungan pertama yang dibangun tanpa menggunakan dana APBN secara penuh, yakni sebagiannya akan didanai swasta. Pembangunan dengan skema KPBU ini dimungkinkan karena adanya potensi listrik yang berasal dari bendungan yang dialirkan.

Awal Desember 2017 ada kabar yang menyebutkan investor asal Jepang akan akan merealisasikan pembangunan proyek dendungan Tiga Dihaji urung terlaksana. Investor mundur karena potensi listrik yang menjadi daya tarik investor dari proyek tersebut tidak cukup besar hanya 22 MW. Dengan biaya pembangunanya sebesar Rp3,8 triliun calon investor menginginkan potensi listrik di bendungan yang memiliki kapasitas hingga 260 juta meter kubik mampu menghasilkan energi listrik mencapai150 MW.

Konstruksi bendungan Tiga Dihaji memiliki luas 1.008 hektare, akan memiliki tempat genangan seluas 678 hektare, tapak bendungan 23 hektare, bangunan pelengkap lima hektare, borrow area and quality site lima hektare, dan akses jalan seluas enam hektare. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement