REPUBLIKA.CO.ID, KARO -- Gunung Sinabung di kabupaten Karo, Sumut, kembali erupsi sore ini, Rabu (27/12). Meski tinggi kolom abu tidak bisa diukur karena tertutup kabut, namun erupsi kali ini terbilang cukup besar.
Lontaran abu vulkanik menyebabkan sebagian lokasi wisata Berastagi yang ada di kabupaten itu gelap dan mengalami hujan lumpur. Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Sinabung, Armen Putra mengatakan, erupsi ini tercatat terjadi sekitar pukul 15.36 WIB. Semburan erupsi disertai dengan luncuran awan panas ke dua arah.
"Terjadi erupsi disertai awan panas guguran dengan jarak luncur 3.500 meter ke tenggara-timur dan 4.600 meter ke arah selatan-tenggara," kata Armen, Rabu (27/12).
Armen mengatakan, tinggi kolom semburan abu vulkanik dalam erupsi tersebut tidak bisa terpantau karena kondisi puncak gunung yang berkabut. Saat erupsi, angin bertiup ke timur-tenggara dan membawa material vulkanik ke arah Berastagi dan sekitarnya.
"Untuk lama gempa saat erupsi ini 500 detik," ujar dia.
Sebelumnya, Pos Pengamatan Gunung Api Sinabung juga mencatat telah terjadi erupsi sekitar pukul 12.24 WIB. Tinggi kolom abu mencapai 2.800 meter dengan kondisi angin bertiup ke arah timur-tenggara. Gempa terjadi selama 480 detik saat erupsi ini.
Armen pun kembali mengimbau masyarakat untuk tetap menjauhi zona merah Sinabung yang telah ditentukan. Masyarakat dan wisatawan diminta tidak beraktivitas di dekat Sinabung karena awan panas dan guguran lava, serta erupsi masih berpotensi terjadi. Hingga kini, Sinabung masih berstatus Awas atau Level IV.
"Masyarakat diminta juga mengikuti imbauan-imbauan dari pihak terkait," kata Armen.
Salah seorang warga, Yono Syahputra mengatakan, pascaerupsi, hujan mengguyur sebagian besar wilayah Berastagi. Akibatnya, abu vulkanik yang terbawa angin bercampur dengan air dan menimbulkan hujan lumpur. Lokasi wisata ini pun mendadak gelap karena tertutup abu vulkanik.
"Langsung hujan air campur abu. Hampir seluruh Berastagi gelap karena abu vulkanik," kata warga yang bermukim di Berastagi itu. n Issha Harruma