REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik Universitas Negeri Jakarta Ubedilah Badrun menilai Golkar perlu mempertimbangkan matang-matang bila ingin mengusung kadernya untuk Pemilihan Gubernur Jawa Barat (Pilgub Jabar) 2018. Sebab, kader Golkar di Jabar yang potensial diusung, Dedi Mulyadi, belum bisa melangkahi elektabilitas Deddy Mizwar ataupun Ridwan Kamil.
"Golkar perlu berpikir keras untuk mengusung calon gubernur, karena data riset menunjukkan tokoh Golkar di Jawa Barat belum mampu melampaui elektabilitas Deddy Mizwar dan Ridwan Kamil," tutur dia kepada Republika.co.id, Selasa (26/12).
Ubedilah berpendapat, peluang yang paling mungkin bagi Dedi Mulyadi di Pilgub Jabar yaitu pada posisi wakil gubernur. Karena, menurut dia, peta kekuatan politik dan pola koalisi Jawa Barat sudah mengarah pada kompetisi antara blok Deddy Mizwar, Ridwan Kamil dan Sudrajat. "Peluang Dedi Mulyadi paling mungkin menjadi wakil gubernur," kata dia.
Sehingga, dalam kondisi demikian, Ubedilah mengatakan Golkar tinggal memilih berkoalisi di antara koalisi calon gubernur tersebut. Golkar, lanjutnya, hanya punya peluang mengusung calon gubernurnya jika manpu membangun koalisi dengan partai lain. "Karena kalau mencalonkan sendiri perolehan kursinya tidak memenuhi syarat untuk maju," ujar dia.
Seperti diketahui, berdasarkan survei Poltracking terkait tingkat keterpilihan beberapa nama pada Pilgub Jabar 2018, Ridwan Kamil alias Emil mendapat persantese tertinggi dengan 24,2 persen. Sementara Wagub Jabar Deddy Mizwar 7,1 persen, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi 4,3 persen, Dede Yusuf 1,4 persen, dan Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum 1,3 persen.
Ada nama-nama lain yang persentasenya di bawah 1 persen. Misalnya, Desy Ratnasari, Susi Pudjiastuti, Netty Prasetiyani Heryawan, Rieke Diah Pitaloka, Daniel Mutaqien, Cellica Nurrachadiana, dan Ahmad Syaikhu.