Selasa 26 Dec 2017 13:00 WIB

Warrior FCTC Dukung Sumbawa Jadi Kabupaten Layak Anak

Warrior FCTC dan anak muda Sumbawa seusai acara Pementasan Wayang FCTC di GOR  Mampis Rungan, Sumbawa
Foto: dok: FCTC Warrior
Warrior FCTC dan anak muda Sumbawa seusai acara Pementasan Wayang FCTC di GOR Mampis Rungan, Sumbawa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warrior kabupaten Sumbawa melakukan pementasan Wayang FCTC di area parkir GOR Mampis Rungan, Sumbawa, Ahad (24/12) lalu. Pementasan ini menyuarakan pesan mendukung Bupati mewujudkan Sumbawa menjadi Kabupaten Layak Anak tanpa iklan, promosi, dan sponsor rokok.

Imam Wierawansyah Eltara, Warrior FCTC asal Sumbawa mengatakan, pesan dukungan kepada Bupati ini disuarakan bersama oleh komunitas anak muda Sumbawa.

Diantaranya, Gerakan Nasional Pemuda Kreatif (GNPK) region NTB, Forum Anak Samawa, dan komunitas We Are Engineer dari Universitas Teknologi Sumbawa. Mereka berkolaborasi menyambut kedatangan Wayang FCTC (Framework Convention on Tobacco Control) di Sumbawa, kota kesebelas yang didatangi Wayang FCTC dalam rangkaian “Petualangan 365 Hari FCTC Warrior di 25 Kota”.

“Kami mewakili anak muda Sumbawa sangat khawatir dengan keberadaan iklan dan promosi rokok yang bertebaran di jalan raya di kota kami. Pasalnya, selain jalan raya tersebut dipadati kendaraan dan pejalan kaki, di sekitarnya juga terdapat banyak sekolah SD hingga SMA," ujar Imam.

Hal tersebut jelas Imam, jalan tersebut dilalui anak sekolah hampir setiap hari, yang berakibat mereka terpapar iklan rokok secara terus menerus setiap berangkat menuju sekolah dan pulang sekolah.

Mahasiswa Fakultas Teknologi Pertambangan Universitas Teknologi Sumbawa ini menyebutkan, beberapa jalan yang dipenuhi iklan rokok adalah Jalan Garuda, Jalan Kartini, Jalan Diponegoro, Jalan Cendrawasih, dan Jalan Baru.

“Di sekitar jalan Garuda misalnya ada SDN 1 Lempeh, SMPN Labuan Badas dan SMAN Sumbawa Besar. Bayangkan anak sekolah di wilayah itu bagai terkepung iklan dan promosi rokok, karena iklan rokok bertebaran di jalan mulai dari bentukbilboard, spanduk, hingga poster yang ditempel di pohon-pohon,” papar Imam yang menjadi pemenang Duta Pemuda Kreatif 2017 yang diselenggarakan Kementerian Pemuda dan Olahraga RI.

 

Lingkungan sekitar sekolah, tambah Imam, seharusnya menjadi lingkungan yang ramah anak sehingga memberi kenyamanan dan membantu mengembangkan potensi diri anak.

“Seharusnya lingkungan sekitar sekolah menjadi zona aman dan selamat ke sekolah, yang bebas dari iklan, promosi dan sponsor rokok. Karena iklan rokok bersifat manipulatif, tidak menginformasikan bahaya rokok dan justru berpotensi mendorong anak merokok,” papar Imam yang saat SMA aktif di Forum Relawan Sumbawa.

Imam menambahkan, sudah banyak studi menunjukkan pengaruh dari paparan iklan rokok yang terus menerus terhadap keinginan merokok.

“Diantaranya studi dari Komnas Anak dan Uhamka tahun 2007 yang menyebutkan sebanyak 46 persen remaja berpendapat iklan rokok mempengaruhi mereka untuk mulai merokok,” jelas peraih Juara 2 Pemuda Pelopor tingkat Provinsi NTB di bidang Inovasi Teknologi ini.

 

Persoalan sponsor rokok, menurut Imam, juga menjadi masalah besar. Di wilayahnya banyak perusahaan rokok mensponsori acara musik.

"Kami sangat khawatir karena penonton utama pentas musik ini adalah anak dan remaja. Padahal disana disediakan stand penjualan rokok dengan harga promosi, stand permainan yang dipenuhi atribut rokok dan tak jarang SPG membagikan rokok kepada pengunjung. Inilah yang bisa mendorong anak menjadi perokok pemula,” tambah Imam.

Itu sebabnya, Imam dan teman-temannya merasa terpanggil menyuarakan dukungan kepada Bupati Sumbawa. “Kami mewakili anak muda Sumbawa mendukung Bapak Bupati membersihkan iklan, promosi dan sponsor rokok di seluruh Sumbawa untuk melindungi anak-anak Sumbawa dari dampak konsumsi rokok dan paparan iklan, promosi dan sponsor rokok,” tegas Imam.

“Kami juga khawatir bila kota kami masih banyak iklan, promosi dan sponsor rokok, akan menghambat Sumbawa meraih penghargaan Kabupaten Kota Layak Anak,” tambahnya. Padahal, sejak awal tahun ini Bupati Sumbawa sudah mencanangkan Sumbawa menjadi Kabupaten Layak Anak.

Menurut Imam, meskipun Sumbawa sudah memiliki Perda Kawasan Tanpa Rokok (KTR) namun ini ternyata belum cukup kuat  melindungi anak muda Sumbawa dari target pemasaran industri rokok.

“Sebab Perda KTR belum diikuti dengan penegakan yang konsisten. Masih banyak ditemui orang merokok di kawasan KTR, seperti di kantor pemerintah, sekolah, rumah sakit, dan di tempat-tempat umum seperti di angkutan umum dan di mall. Seharusnya ada sanksi yang tegas supaya  yang melanggar merasa jera,” pungkas Imam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement