Selasa 26 Dec 2017 08:43 WIB

Puluhan Rumah di Pasaman Barat Direndam Banjir

Ilustrasi Banjir
Foto: Republika On Line/Mardiah diah
Ilustrasi Banjir

REPUBLIKA.CO.ID, SIMPANG EMPAT — Puluhan rumah di Kampung Baru Nagari Batahan, Ranah Batahan, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, direndam banjir setinggi setengah meter akibat meluapnya air Sungai Batang Batahan.

"Benar, air Sungai Batang Batahan kembali meluap sampai ke badan jalan dan merendam puluhan rumah warga yang ada di sekitar sungai itu," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pasaman Barat Try Wahluyo di Simpang Empat, Selasa (26/12) pagi.

Ia mengatakan banjir yang melanda Jorong Kampung Baru, Nagari Batahan itu disebabkan hujan lebat yang melanda daerah itu sejak Senin (25/12). Akibat hujan yang tidak henti-hentinya itu, Senin malam banjir datang tiba-tiba dan merendam rumah warga dengan ketinggian air sekitar setengah meter dan air sampai menutup jalan nasional yang ada di tepi sungai itu.

"Mudah-mudahan banjir cepat surut dan warga beraktivitas kembali seperti biasanya. Namun, warga tetap waspada karena cuaca ekstrem saat ini," ujarnya.

Menurut dia, luapan air Sungai Batang Batahan juga telah terjadi pada bulan Oktober 2017. Puluhan rumah warga ambruk dan hanyut dibawa air. "Banjir ini merupakan kejadian berulang dalam waktu yang dekat. Solusinya tentu normalisasi sungai yang kewenangannya berada pada Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera II Medan Sumatera Utara," katanya.

Ia menjelaskan bahwa jalan nasional Ranah Batahan menuju Sumatera Utara terancam putus akibat gerusan dan hantaman air Sungai Batahan. "Saat ini badan jalan sudah ada yang ambruk karena air sungai langsung menghantam badan jalan. Jika dibiarkan, jalan itu bisa putus," katanya.

Menurut dia, untuk mencegah hantaman air hingga ke jalan, satu-satunya jalan adalah normalisasi atau pengalihan aliran Sungai Batahan. "Persoalannya adalah Pemkab Pasaman Barat tidak memiliki kewenangan untuk melakukan normalisasi. Yang berwenang adalah Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera II Medan Sumut," katanya.

Ia mengatakan BPBD sering berkoordinasi dengan BWS Sumatera II agar segera melakukan normalisasi Sungai Batahan. Bahkan, tim BWS Sumatera II telah turun ke lapangan melihat kondisi sungai tersebut. "Namun, hingga saat ini pengerjaan normalisasi belum juga dimulai. Jika ini terus dibiarkan, bisa-bisa jalan nasional yang menghubungkan Pasaman Barat dengan Sumut bisa putus," katanya.

Ia berharap BWS Sumatera II dapat memperhatikan persoalan ini sehingga tidak ada bencana lain menghantam Ranah Batahan.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement