Jumat 22 Dec 2017 22:54 WIB

Wapres Berencana Liburan Akhir Tahun di Bali

Terdampak Langsung Erupsi. Wisatawan berlibur di Pantai Kuta, Bali, Senin (27/11).
Foto: Republika/ Wihdan
Terdampak Langsung Erupsi. Wisatawan berlibur di Pantai Kuta, Bali, Senin (27/11).

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Wakil Presiden Jusuf Kalla beserta keluarga berencana menghabiskan waktu libur akhir tahun dengan berwisata ke Pulau Bali, sekaligus membuktikan bahwa daerah itu betul-betul aman dikunjungi, meskipun Gunung Agung masih berstatus Awas.

"Bapak Wapres dan keluarga, dari 29 Desember-1 Januari akan berlibur di Bali, menghabiskan waktu di Bali," kata Sekretaris Kabinet Pramono Anung setelah mengikuti rapat terbatas bersama Presiden, Wapres, dan sejumlah Menteri Kabinet Kerja, di Denpasar, Jumat (22/12) malam.

Pramono menambahkan, dalam rapat tersebut juga diputuskan pencabutan status tanggap darurat bencana Gunung Agung supaya tidak menimbulkan multitafsir bagi negara-negara lain. "Selama ini dengan status tanggap darurat membuat mereka menjadi ketakutan, sehingga mereka mengeluarkan travel ban dan sebagainya," ujarnya.

Sementara itu, Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan dengan kehadiran langsung Presiden Joko Widodo ke Bali sangat memberikan dampak positif. "Presiden tanpa banyak bicara, sudah bicara banyak bahwa Bali normal," ujarnya.

Hal itu, lanjut dia, ditunjukkan dengan jumlah kunjungan wisman ke Bali untuk hari ini saja mencapai sekitar 12.300 orang atau sekitar 80 persen dari kunjungan wisatawan pada saat Bali dalam keadaan normal sebelum terdampak erupsi Gunung Agung. "Sebelumnya kedatangan wisman rata-rata 15 ribu perhari, dan sempat tinggal 2.000. Namun hari ini sudah mencapai 12.300 orang," ucapnya.

Untuk memulihkan kondisi kepariwisataan Bali, pemerintah akan mengalokasikan anggaran mencapai Rp100 miliar yang dapat dimanfaatkan untuk promosi besar-besaran. "Anggaran Rp 100 miliar diserahkan kepada Gubernur untuk memimpin pemasaran di Bali," ujar Arief Yahya.

Sementaara itu, Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengatakan anggaran yang diberikan pemerintah pusat itu rencananya dimanfaatkan untuk membiayai transportasi wisatawan menuju bandara alternatif, maupun membelikan makanan bagi calon penumpang yang telantar, selain untuk keperluan promosi.

"Itu jaminan, sehingga orang tidak perlu khawatir kalau airport tutup. Saya juga sudah berbicara dengan GIPI dan hotel-hotel yang akan memberikan three night free atau bebas menginap tiga malam jika terjadi penutupan bandara," ucapnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement