REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, konsep penataan kawasan Tanah Abang harus dipatuhi oleh semua masyarakat. Dia menyebut semua pihak telah diakomodasi dan difasilitasi untuk mendapatkan hak masing-masing, mulai dari pejalan kaki hingga tempat untuk pedagang kaki lima (PKL).
"Sekarang penertibannya lebih jelas, karena di mana areal boleh berdagang di mana tidak boleh berdagang, dan tidak perlu kucing-kucingan karena mereka mendapatkan tempat berdagang," kata dia saat meninjau hari pertama pelaksanaan penataan di Tanah Abang, Jumat (22/12).
Anies mengatakan, penataan ini merupakan proses yang akan terus dievaluasi. Sembari berjalan, kata dia, pemprov akan melihat berbagai perkembangan yang terjadi di lapangan. Semua pihak akan didengar sekaligus untuk memberi masukan tentang berbagai kekurangan-kekurangan yang masih ada.
"Kita akan pantau terus sebagai sebuah proses, kita akan review pengguna-pengguna wilayah Tanah Abang ini baik pejalan kaki, pedagang, pengguna ojek, pengemudi ojek, bagaimana pengalaman mereka dengan penataan baru ini," ujar dia.
Anies meninjau langsung hari pertama pelaksanaan penataan kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Dia datang ke Tanah Abang menggunakan kereta rel listrik (KRL) dari Stasiun Kebayoran ke Stasiun Tanah Abang. Setibanya di Stasiun Tanah Abang, Anies turun melalui tangga di pintu lama stasiun.
Dia langsung memasuki Bus Transjakarta yang sudah berjejer di Jalan Jatibaru Raya persis di depan pintu keluar stasiun. Ditemani Dirut PT Transjakarta Budi Kaliwono, Anies mengelilingi rute yang direncanakan.
Terdapat enam titik pemberhentian bagi shuttle bus untuk mengitari Tanah Abang, yakni Halte Stasiun Tanah Abang, Halte Blok G, halte Blok C, Halte Auri 1, Halte Auri 2, dan Halte Fly Over.