REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Yayasan Jantung Indonesia menyampaikan risiko perempuan terkena serangan jantung koroner sebenarnya lebih rendah dibanding dengan laki-laki. Ini karena perempuan memiliki hormon estrogen yang dapat melindung dari penyakit jantung koroner dan stroke.
Namun semakin usia bertambah, jumlah hormon ini dalam tubuh juga berkurang, terutama saat memasuki usia menopause. "Sayangnya, karena rendahnya risiko terkena penyakit jantung koroner, perempuan cenderung mengabaikan kondisi kesehatannya," kata Amiliana Mardiani Soesanto dari Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler FKUI/RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Jumat (22/12).
Menurut beberapa penelitian yang diadakan mengenai perempuan dan penyakit jantung, risiko perempuan untuk terkena penyakit semakin meningkat. Seperti penelitian yang diadakan oleh Womens Health Study yang hasilnya menyebutkan bahwa adanya hubungan antara perempuan yang bekerja di tempat dengan tingkat stres tinggi dengan risiko penyakit jantung.
Sementara menurut hasil penelitian dari Ohio State University, perempuan yang menjalani jam kerja lebih dari 40 jam seminggu semakin tinggi risikonya terkena penyakit jantung. Risiko semakin meningkat pada perempuan yang harus menyeimbangkan peran-perannya, misalnya sebagai ibu, istri, dan perempuan pekerja.
Secara umum, risiko penyakit jantung yang terutama adalah merokok, kolesterol tinggi, hipertensi, kencing manis, riwayat keluarga, dan menopause. Untuk mengurangi risiko terkena penyakit jantung, dr. Amiliana memberikan beberapa saran bagi para ibu bekerja.
Pertama, membina hubungan baik dengan anggota keluarga dan lingkungan di tempat bekerja. Kondisi yang baik di rumah dan di tempat kerja akan membantu mengurangi stres ibu bekerja.
Kedua, memiliki me time atau waktu untuk diri sendiri. Ibu tetap harus memiliki waktu untuk diri sendiri melakukan relaksasi atau hobi. Ketiga, menerapkan manajemen waktu yang baik. Perempuan sebagai sosok yang multitasking harus mengatur waktunya dengan baik dan disiplin dalam menjalaninya.
Selanjutnya, menjalani gaya hidup sehat, termasuk di dalamnya adalah menghindari rokok baik secara aktif maupun pasif, hidup aktif dengan berolahraga 30 menit sehari lima kali dalam seminggu, pola makan dengan gizi seimbang, mengelola stres, dan memeriksa kesehatan secara rutin.
Advertisement