REPUBLIKA.CO.ID, KARANG ASEM -- Status Gunung Agung di Bali masih dalam keadaan awas atau berada di level IV. Belum ada penurunan status mengingat kondisi gunung yang masih bergejolak.
Sekretaris Badan Geologi Badung Antonius Ratdomopurbo menjelaskan dari catatan grafik, terlihat Gunung Agung belum reda. Artinya sewaktu-waktu gunung bisa saja terjadi erupsi besar lagi.
"Sekarang ini dalam fase erupsi, belum selesai," ujar Antonius kepada Republika.co.id saat ditemui di pos pemantauan Gunung Agung di Kecamatan Rendang, Karang Asem, Jumat (22/12).
Antonius pun mengaku tak bisa memastikan kapan proses erupsi ini akan berakhir. Kondisi itu bisa saja terjadi berbulan-bulan.
"Grafik saat ini masih naik turun, belum sepenuhnya reda," ujarnya.
Berdasarkan catatan di pusat pemantau, garis grafik naik ke atas tertinggi pada 27 November 2017. Saat itu terjadi letupan besar yang menyebabkan warga harus diungsikan. Usai 27 November, grafik menurun, tapi masih naik lagi pada 5 Desember.
"Total kapasitas mangkok Gunung Agung mencapai 600 juta kubik, saat ini magma baru 200 juta kubik," katanya.
Namun Antonius tak menampik jika kondisi pada 27 November cukup tegang. Karena kondisi gempa cukup besar dan letupan material sangat banyak.
"Pilihannya cuma dua letusan besar seperti 1963 atau tidak," jelas pejabat yang pernah bertugas di pos pemantang Gunung Berapi di Yogyakarta. Atas dasar itu, ia menambahkan, Basarnas melakukan evakuasi warga. "Kita ini mencegah."
Pantauan Republika.co.id dari pos pemantau pada Jumat pukul 13.30 WIB, kondisi Gunung Agung tertutup oleh awan tebal sehingga tidak bisa terlihat aktivitas melalui pandangan mata.