REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar bidang Hubungan Luar Negeri, Meutya Hafid berharap dalam revitalisasi dan restrukturisasi kepengurusan Partai Golkar nantinya melibatkan perempuan di bidang strategis. Hal itu diungkapkan Meutya menyusul mandat yang diberikan kepada ketua umum Golkar terpilih Airlangga Hartarto untuk merevitalisasi kepengurusan Golkar yang baru.
"Revitalisasi kepengurusan harus diikuti semangat revitalisasi representasi Perempuan di kepengurusan. Ciri khas partai modern adalah partai yang gender sensitif, di negara-negara maju malah ketua umum perempuan adalah hal yang lazim," ujar Meutya kepada wartawan pada Kamis (21/12).
Menurutnya, meski Golkar memang sudah memenuhi 30 persen kuota keterwakilan perempuan di pengurusan DPP, jumlah itu tidaklah cukup. Sebab, bukan hanya bicara angka, namun pelibatan kader-kader perempuan di posisi posisi kunci.
"Khususnya di posisi kunci. Karena kader-kader perempuan ini sering terlupa dan hanya diingat ketika harus memenuhi 30 persen," kata Meutya.
Meski sepenuhnya kewenangan penuh Airlangga sebagai ketua umum, ia berharap pembaruan tidak hanya asal memilih wajah baru versus wajah lama namun berdasar kompetensi. Apalagi, bukan berdasar pertimbangan faksi-faksi tertentu di Golkar.
"Jika revitalisasi hanya mengubah wajah baru dari wajah lama, itu bukan pembaruan, itu justru tradisi lama di Golkar bahwa setiap munas ada ganti gerbong.," kata Wakil Ketua Komisi I DPR tersebut.
Sementara itu Ketua DPP Partai Golkar Bidang Energi dan Energi baru terbarukan Eni Maulani Saragih meyakini kepemimpinan Airlangga akan menyertakan pelibatan perempuan dalam kepengurusan Golkar. Sebab, Golkar menurutnya selama ini yang memelopori keterlibatan perempuan dalam kancah politik, bahkan dalam posisi strategis.
"Golkar selalu memperjuangkan untuk itu. Jadi saya meyakini Pak Airlangga dalam merevitalisasi kepengurusan, juga demikian, akan memberikan ruang yang cukup kepada perempuan," ujar Eni saat dihubungi pada Kamis (21/12).
Ia mencontohkan dirinya yang saat ini masuk bagian kepengurusan Golkar di bidang energi, yang biasanya notabene dengan kaum laki-laki.
"Ya paling nggak hari ini, yang sebelumnya malah, perempuan seperti saya menempati bidang energi. Padahal selama ini ditempati oleh laki-laki. Jadi DPP sudah memberikan itu kepada perempuan, tdk hanya laki-laki tapi juga perempuan.