Kamis 21 Dec 2017 19:03 WIB

Balita di Kabupaten Bandung Diduga Terkena Difteri

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Winda Destiana Putri
Pekerja menunjukan vaksin yang mengandung komponen difteri sebelum didistribusikan, di Bandung, Jawa Barat, Senin (18/12).
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Pekerja menunjukan vaksin yang mengandung komponen difteri sebelum didistribusikan, di Bandung, Jawa Barat, Senin (18/12).

REPUBLIKA.CO.ID, SOREANG -- Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung mengungkapkan satu orang balita bernama Dandy asal Kampung Sembah, RT 01 RW 15, Desa Cipedes, Kecamatan Paseh diduga terkena penyakit difteri. Saat ini yang bersangkutan di rawat di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) setelah sebelumnya di rawat di RSUD Majalaya.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung, Ahmad Kustiadji mengatakan saat ini terdapat lima orang warga Kabupaten Bandung yang diduga terkena Difteri. Namun, empat diantaranya sudah sembuh termasuk terakhir warga dari Nagreg sudah sembuh.

 

"Warga Nagreg yang dirujuk ke RSHS yang diduga terkena Difteri setelah dilakukan pemeriksaan ternyata negatif," ujarnya, Kamis (21/12).

 

Menurutnya, pihaknya belum bisa memastikan apakah warga Paseh yang diduga terkena difteri tersebut positif atau negatif. Sementara itu, pemeriksaan difteri dilakukan dengan dua cara yaitu pemeriksaan bakterilogi dan pemeriksaan kultur.

 

Ia menuturkan, dengan populasi penduduk Kabupaten Bandung yang mencapai 3,6 juta maka resiko difteri kemungkinan bisa terjadi. Penyebabnya, karena tidak diimunisasi dan terpapar percikan batuk dari orang yang terkena penyakit difteri.

 

Dirinya mengatakan pihaknya sudah membuat surat edaran untuk puskesmas agar meningkatkan sistem kewaspadaan dini. Hal itu dilakukan mengantisipasi jika terdapat warga yang terkena penyakit tersebut.

 

Menurutnya, pihaknya terus melakukan penyuluhan kesehatan, pemberian vaksin secara rutin kepada bayi berusia dua-empat bulan atau dibawah satu tahun. Saat ini, Kabupaten Bandung bukan wilayah yang masuk daerah kejadian luar biasa (KLB).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement