REPUBLIKA.CO.ID, SERANG - Pengembangan industri kreatif dianggap menjadi salah satu upaya yang potensial untuk mendorong perekonomian di Provinsi Banten. Salah satunya dilakukan melalui pengembangan di sektor pariwisata dan pertanian.
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Rosmaya Hadi, mengatakan saat ini Provinsi Banten masih menghadapi sejumlah tantangan ekonomi. Antara lain, permasalahan menekan angka kemiskinan dan mengurangi ketimpangan. Selain itu, tantangan dalam mengoptimalkan beberapa faktor pendukung daya saing ekonomi, seperti infrastruktur fisik dan sumber daya manusia (SDM).
Rosmaya menyebut, fokus pengembangan ekonomi Banten pada dua hal yakni infrastruktur dan pengembangan ekonomi kreatif. Program pemenuhan infrastruktur telah disusun oleh kementerian-kementerian. Namun, yang menjadi fokus Bank Indonesia dan Pemprov Banten mengenai pendanaan. Secara naisonal pemerintah hanya memiliki dana 30 persen dari kebutuhan infrastruktur. Karenanya, diperlukan langkah-langkah kreatif untuk mencari sumber pendanaan.
"Provinsi Banten bisa dengan cara mencari investor. Kalau infrastruktur sudah bagus investor akan datang. Kemudian kreativitas supaya investor hadir seperti apa, misalnya Provinsi Banten terkenal dengan badak, coba ikon badak ditonjolkan," ucap Rosmaya dalam konferensi pers Rapat Koordinasi Pengembangan Ekonomi Daerah Provinsi Banten di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten, Serang, Kamis (20/12).
Menurutnya, saat ini ada ketimpangan perekonomian di wilayah Banten bagian utara dan selatan. Namun, masing-masing wilayah memiliki sektor yang bisa ditingkatkan.
Wilayah Banten selatan memiliki sektor yang menonjol yakni pertanian. Selain meningkatkan hasil pertanian, juga perlu meningkatkan pengolahan komoditas. Di Banten selatan terdapat tiga komoditas utama yakni padi, jagung dan kelapa pendek.
"Untuk pengolahan kelapa pendek dicontohkan bagaimana mengolah hasilnya sampai menjadi tepung. Ini akan support juga bagian utara yang memproduksi alas kaki, baja, dan lain-lain akan saling menunjang," imbuh Rosmaya.
Meski potensi pertanian di Banten besar, namun selama ini kontribusinya terhadap Produk Domestik Regional Bruto masih sekitar 10 persen. Karenanya, Rosmaya menilai potensi yanh besar tersebut harus dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat.
Selain itu, Rosmaya menilai, sektor baru yang perlu dikembangkan Banten adalah pariwisata. Sebab, pariwistaa merupakan sumber ekonomi yang murah dan mudah. Misalnya pengembangan kawasan Tanjung Lesung yang sudah menjadi Kawasan Ekonomi Khusus. Potensi lainnya, Gunung Krakatau, suku Badui dan satwa Badak Bercula Satu. Potensi tersebut tidak dijumpai di negara lain.