REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengungkapkan, ia sudah mengetahui apa saja kekuatan dan kekurangan yang perlu dipenuhi pasukan Marinir untuk memenuhi target rencana strategis (renstra) kedua. Terkait pengembangan satuan, Hadi mengaku akan menuju ke sana sesuai kebutuhan di lapangan.
"Saya menghadiri acara penerimaan di Bhumi Marinir tempat para petarung. Pertama diawali dengan paparan dan laporan komando dari Dankonmar," ujar Hadi di Bhumi Marinir Cilandak, Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (21/12).
Hadi menjelaskan, paparan dan laporan tersebut terkait dengan beberapa hal. Pertama, terkait dengan alat utama sistem pertahanan (alutsista). Kedua, soal bagaimana pembinaan personel Marinir. Ketiga, soal bagaimana rencana mereka ke depan.
"Tentunya semua berdasar pada restra kedua tahun 2014-2019. Dengan laporan tersenut saya sudah bisa mengetahui sejauh mana kekuatan dan apa yang perlu ditambahkan. Apakah sudah masuk presentase 30 persen dari sasaran yang kita inginkan," terang dia.
Hadi melanjutkan, termasuk di dalamnya bagaimana pembinaan kemampuan yang sudah dilakukan Komandan Korps Marinir (Dankomar) kepada seluruh prajuritnya. Sasaran dari pembinaan kemampuan itu adalah bisa mencapai prajurit petarung unggulan yang memiliki jiwa dan profesionalitas yang tinggi, berkarakter, dan dicintai rakyat.
"Sudah saya terima laporan itu dan akan kita evaluasi. Sehingga, ke depan prajurit Marinir bisa benar-benar memiliki kemampuan dan peralatan yang bisa diandalkan apabila ditugaskan untuk masuk ke wilayah pertempuran. Mereka bisa kita andalkan dan pasti menang," jelasnya.
Terkait pengembangan satuan, Hadi menjelaskan, ia akan mengarah ke sana. Hal itu akan ia evaluasi secara berkesinambungan dan terus dihadapkan dengan kebutuhan di lapangan.
"Contoh Pasmar 3 ada, Arma 3 ada, Divisi 3 ada, Kopau 3, semua akan kita sesuaikan dengan kebutuhan," ungkap Hadi.
Hadi menyebutkan, pengembangan satuan perlu disiapkan. Termasuk di wilayah Utata. Sehingga, kata Hadi, akan berkelanjutan dengan apa yang sudah direncanakan oleh pemimpin sebelumnya.