Kamis 21 Dec 2017 16:52 WIB

Disdik Tasik Catat Ratusan Sekolah Rusak Akibat Gempa

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Hazliansyah
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy meninjau SMKN 3 Kota Tasikmalaya pada Kamis, (21/12). Sekolah itu mengalami kerusakan akibat gempa.
Foto: Republika/Rizky Suryarandika
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy meninjau SMKN 3 Kota Tasikmalaya pada Kamis, (21/12). Sekolah itu mengalami kerusakan akibat gempa.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Tasikmalaya masih terus melakukan pendataan sekolah yang rusak akibat gempa yang mengguncang pada Jumat (15/12) lalu.

Kepala Disdik Kabupaten Tasik, Kundang Sodikin mengatakan, berdasarkan data sementara terdapat 149 bangunan sekolah dasar yang mengalami kerusakan.

"SD rusak 149, rusak berat 80, rusak sedang 69, kami terus data dan perbaharui lagi kalau ada yang terbaru," katanya pada Republika, Kamis (21/12).

Ia menyebut total terdapat 493 ruangan yang terdampak gempa dari keseluruhan SD tersebut.

"Ruangannya saja yang rusak, bukan tidak bisa digunakan sekolahnya. Di SDN 5 Salawu ada dua ruangan yang rusak sehingga tidak bisa digunakan karena khawatir roboh. Jadi sementara pakai tenda saja atau gedung lain mungkin ada," ucapnya.

Sedangkan untuk kerusakan bangunan SMP, terdata ada 27 SMP yang terdampak gempa. Hanya saja Kundang mengatakan, dari 142 ruangan yang rusak, belum bisa dilakukan pengkategorian tingkat kerusakan.

"Kerusakan (SMP) masih dihitung termasuk dikategorikan, nanti paling kami cek mulai hari ini. Kemarin kami rapat belum dirinci, baru diminta dirinci sama BPBD," ujarnya.

Sementara itu, Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum menilai perbaikan sekolah secara sementara bisa menggunakan dana Bantuan Tak Terduga (BTT). Apalagi status BTT sudah dikeluarkan oleh Pemkab Tasik hingga Jumat pekan ini. Sedangkan untuk perbaikan secara permanen, menurutnya akan diatur oleh dinas bersangkutan.

"Setelah ada data dan dana, sekolah bisa dibantu dari sini pakai tanggap darurat, tapi permanen lewat dinas (pendidikan). Solusi untuk sekolah cari duit dulu, yang penting belajar mengajarnya," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement