Kamis 21 Dec 2017 15:19 WIB

Gubernur Jabar Ingin Semua Sekolah Bisa Ramah Anak

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Karta Raharja Ucu
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.
Foto: Republika/Edi Yusuf
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, optimistis seluruh SMA/SMK dan juga Sekolah Terbuka di Jawa Barat mampu merealisasikan sekolah ramah anak. Hal ini, dilakukan untuk menciptakan kualitas pendidikan yang berkualitas.

"Tentu ini akan dilaksanakan bertahap, tapi saya bilang ke Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat (Ahmad Hadadi), kita ciptakan seluruhnya (SMA/SMK sederajat) di Jabar menjadi sekolah ramah anak," ujar Ahmad Heryawan yang akrab disapa Aher usai Launching Sekolah Ramah Anak (Sekolah tanpa kekerasan SMA terbuka, dan SMK PJJ) Tahun 2017, di Gedung Bhayangkara, Kota Bandung, Kamis (21/12).

Aher mengatakan, sejak lima tahun lalu sebenarnya pihaknya sudah berharap agar kewenangan pengelolaan SMA/SMK berada ditangan Pemprov Jabar. Karena, ia ingin lebih leluasa dalam mengatur mekanisme dan anggaran untuk menciptakan sekolah ramah anak.

Sekolah, kata dia, saat ini bukan hanya tempat transfer pengetahuan dan transfer keterampilan dari guru ke murid saja. Pada saat yang sama juga sekolah harus menjadi tempat dimana terjadi transfer nilai yang didalamnya terkandung moral dan akhlak oleh guru ke murid. Agar, sekolah di Jabar punya keunggulan, paling tidak keunggulan moral.

"Karena itu tidak terkait sarana prasarana dan teknologi, moral itu dibutuhkan kecanggihan sikap dan perilaku," katanya.

Aher menilai, kualitas belajar mengajar muaranya tetap ada pada kualitas guru di sekolah. Karena ia menyadari, dengan guru yang berkualitas akan menciptakan suasana yang nyaman dan tentram pada siswa, sehingga proses transfer ilmu pengetahuan dan juga nilai akan berjalan efektif.

"Kita semua tahu, tidak akan ada manusia unggul dan cerdas tanpa ada peran guru," katanya.

Selain itu, kata dia, dengan diresmikannya sekolah terbuka ini, ia meyakini, akan mampu menampung anak didik lebih besar lagi. Jika sebelumnya ada anak usia sekolah yang tidak memiliki kesempatan untuk mengenyam bangku sekolahan, maka dengan sekolah terbuka, akan sangat memungkinkan menampung lebih banyak peserta didik.

"Nanti sekolah negeri atau swasta akan menjadi induk dari sekolah terbuka ini, tenaga pengajarnya juga akan dilakukan dari guru yang mengajar di sekolah induk," katanya.

Aher pun menjamin, kualitas sekolah terbuka akan memiliki kualitas yang sama dengan sekolah konvensional pada umumnya. Sehingga tidak ada kualitas 'KW'.

Ditempat yang sama, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat Ahmad Hadadi mengatakan, saat ini lebih dari 36 ribu peserta didik sudah bersekolah di sekolah terbuka. "Tiga puluh enam ribu itu sudah proses belajar mengajar, sudah satu semester, bahkan sudah dibagi rapot," katanya.

Hadadi mengatakan, pihaknya secara bertahap akan merealisasikan sekolah ramah anak. Salah satu yang dilakukannya, adalah membagikan buku pedoman kepada setiap sekolah, tentang bagaimana penyelenggaraan sekolah ramah anak yang baik.

"Sudah kita bagikan, tadi secara simbolik, nanti semua sekolah akan mendapatkannya, isinya tentang bagaimana cara guru dan murid dalam aktifitas belajar mengajar yang ramah anak," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement