REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat masih mencadangkan dana tanggap darurat Rp 108 miliar jika sewaktu-waktu dibutuhkan kabupaten/ kota. Namun, menurut Sekda Jabar sekaligus Ketua Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar Iwa Karniwa, dana tanggap darurat masih banyak yang belum digunakan. Meskipun, kejadian gempa bumi pekan lalu menyebabkan dampak kerugian di sejumlah kabupaten antara lain Tasikmalaya, Kota Banjar, Cianjur, Ciamis dan Garut sampai saat ini belum ada yang mengajukan dana bencana.
"Sejauh ini belum ada. Dana tanggap darurat kita baru terpakai Rp 26 juta masih ada Rp 108 miliar, ini sifatnya stand by sewaktu-waktu daerah membutuhkan," ujar Iwa kepada wartawan, Senin petang (18/12).
Menurut Iwa, pencairan dana bencana memang tidak sederhana karena sesuai aturan ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi daerah. Pertama, soal penetapan status tanggap darurat, inventarisasi kerugian yang riil dan mengajukan persetujuan pada Gubernur Jabar Ahmad Heryawan. "Nanti Pak Gubernur yang memutuskan," katanya.
Iwa mengatakan, meskipun dana tanggap bencana belum tentu dibutuhkan, pihaknya kini terus memantapkan kesiapan dan kewaspadaan aparat BPBD. Ia menjamin kesiapsiagaan personel maupun kelengkapan tanggap darurat. "Saya sudah mengecek seluruh kesiapan, semuanya siaga karena bencana bisa datang sewaktu-waktu," katanya.
Untuk menambal kekurangam jumlah personel BPBD, kata dia, pihaknya sudah meminta agar koordinasi dengan BNPB dan BPBD daerah serta para relawan tanggap bencana diperkuat. "Koordinasi ini akan memperkuat upaya kita dalam mitigasi bencana serta tanggap bencana di lapangan. Jadi dalam menyalurkan bantuan pun kita cepat," katanya.
Sementara untuk dukungan peralatan, kata dia, kesiapan di BPBD Jabar sudah mumpuni. Ini diperkuat dengan sudah berjalannya pusat pengendalian operasi (Pusdalops) BPBD Jabar. Staf Pusdalops juga siaga 24 jam sehari atau tujuh hari dalam sepekan. "Saya berikan apresiasi yang tinggi bagi mereka karena sudah bekerja tanpa lelah," katanya.
BPBD Jabar sendiri merilis data terbaru terkait bencana gempa bumi yang menyebabkan kerusakan di 90 kecamatan di sembilan kabupaten/kota. Iwa melansir data terbaru menyatakan 4.575 rumah mengalami kerusakan dimana ada 701 rumah rusak berat, 2.784 rusak ringan dan 1090 unit rusak sedang. "Sarana ibadah ada 56 unit sementara sarana pendidikan 58 unit yang mengalami kerusakan," ujarnya.
Untuk pengungsi menurutnya saat ini masih ada 200 warga yang berada di posko Kabupaten Ciamis. Sementara untuk jumlah korban jiwa ada dua warga. "Sementara data terbaru ini yang kami sampaikan. Kami meminta warga untuk tetap waspada, dan mempercayakan informasi dari lembaga dan pihak yang bertanggung jawab," katanya.