REPUBLIKA.CO.ID,  TANGERANG -- Warga korban penggusuran Kampung Mekar Sari, Kelurahan Panunggangan Barat, Kota Tangerang, meminta keringanan biaya sewa Rusun Betet. Salah seorang warga Kampung Mekar Sari, Slamet Riyadi (40 tahun) mengatakan, biaya sewa sesuai perda retribusi dikenakan di bulan ketiga setelah dua bulan gratis.

"Ya mungkin dikurangi, dari Rp 500 ribu, jadi Rp 200 ribu atau Rp 300 ribu," ujar Slamet saat ditemui Republika.co.id, di lahan penggusuran, Selasa (19/12).

Slamet mengatakan, dirinya dan beberapa warga yang lain masih bertahan di rusun untuk malam hari. Ketika ingin beristirahat, kata dia, warga masih berbondong untuk tidur di rusun yang saat ini masih digratiskan oleh Pemkot Tangerang.

Setidaknya, kurang lebih 24 kepala keluarga (KK) yang terdata menempati Rusun Betet. Saat ini, kata dia, warga memilih untuk tetap beraktivitas di lahan dan menunggu kepastian hukum lahan tersebut.

Berbeda dengan Yeni (26) yang ditemui Republika.co.id di Rusun Betet. Yeni mengaku bertahan di rusun tersebut karena ada seorang anaknya yang masih usia balita. Yeni mengatakan, untuk saat ini ia menerima tinggal di rusun secara gratis.

Namun, lanjut Yeni, keluarganya belum tahu apakah bisa melanjutkan bayar sewa Rp 500 ribu per bulan yang ia nilai masih tinggi. "Iya, nggak tahu, kalau Rp 500 ribu sebulan, saya belum tahu keputusan suami sama mertua saya," kata dia.

Baca: Warga Korban Penggusuran Tetap Bertahan di Lahan

Ikuti Whatsapp Channel Republika