Selasa 19 Dec 2017 14:05 WIB

Golkar Batal Dukung Emil, Dedi: Politik Jabar Kembali Cair

Rep: Amri Amrullah/ Red: Andri Saubani
 Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Jawa Barat Dedi Mulyadi mendatangi kantor DPP Partai GOlkar di Jakarta, Rabu (06/12).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Jawa Barat Dedi Mulyadi mendatangi kantor DPP Partai GOlkar di Jakarta, Rabu (06/12).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua DPD Golkar Jawa Barat, Dedi Mulyadi mengakui perubahan politik baru mulai terjadi di Pilkada Jawa Barat. Hal ini setelah Golkar melakukan evaluasi dukungan terhadap Ridwan Kamil (Emil).

Perubahan politik baru di Pilkada Jabar ini juga terlihat ketika PKB dan PPP mulai ancang-ancang menarik dukungan dari Ridwan Kamil. Ini menurutnya membuat konstalasi politik di Pilkada Jabar sangat cair.

Bahkan, menurut Dedi, hingga kini belum ada satu pun pasangan calon yang ditetapkan. "Hari ini semua terbuka dengan Golkar mencabut dukungan (ke RK) itu. Saya lihat PKB dan PPP mulai memberikan pernyataan baru, jadi memungkinkan terjadi perubahan-perubahan baru yang mendasar dalam politik di Jabar," ungkap Dedi kepada wartawan di sela acara Munaslub Golkar di JCC, Selasa (19/12).

Untuk itu, tegas dia, dibutuhkan sikap tenang dan dan tidak perlu terburu-buru menetapkan langkah politik jelang Pilkada Jabar. Untuk Golkar, ia yakin usai pencabutan dukungan dari RK ini DPP Golkar akan melakukan pilihan-pilihan yang terbaik bukan hanya untuk kepentingan partai tapi juga kepentingan masyarakat Jabar.

Meski dirinya menjadi prioritas setelah pencabutan dukungan Golkar terhadap Emil, Dedi menegaskan keputusan partai soal namanya apakah akan diusung di Pilkada Jabar akan dibahas tersendiri. "Tidak bisa menjadi keputusan orang per orang tapi dibahas secara institusi, dan melihat perkembangan politik yang terjadi ," terangnya.

Saat ini, waktu yang tersisa untuk keputusan Pilkada Jabar semakin singkat. Namun, Dedi melihat ada momentum politik yang bisa dimanfaatkan dari cairnya konstalasi politik di Jabar. Karena itu pilihan politik bagi dirinya masih sangat mungkin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement