REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon melalui Puskemas Panguragan, melakukan tes Voluntary Conceling and Testing (VCT) kepada para pekerja yang berkecimpung di usaha limbah medis di Kecamatan Panguragan, Kabupaten Cirebon, Senin (18/12). Pemeriksaan dilakukan untuk mendeteksi dini adanya kemungkinan pekerja yang tertular HIV/AIDS dari limbah medis yang mereka tangani.
"Sampel darah yang sudah kami ambil selanjutnya diserahkan ke Dinkes," kata Kepala Puskesmas Panguragan, Jamiat, saat ditemui di sela tes darah di Puskesmas Panguragan.
Tak hanya terbatas pada pekerja, terang Jamiat, pemeriksaan VCT kemungkinan juga akan dilakukan terhadap wargalainnya yang tinggal di sekitar usaha limbah medis. Dia pun mengakui selama ini belum pernah melakukan pemeriksaan kesehatan secara khusus. "Tapi penyuluhan sudah pernah," ucap Jamiat.
Dinkes Kabupaten Cirebon telah menyiapkan 400 VCT. Selain melakukan tes VCT, petugas kesehatan juga memeriksa kondisi air di sekitar tempat pengolahan limbah medis.
Sementara itu, salah seorang wargasetempat yang mengikuti tes VCT di Puskesmas Panguragan, Sunarti (60),mengaku bekerja di tempat pengolahan limbah medis mulai 2013. Dia diberi tugasuntuk melepaskan jarum dari alat suntiknya.
Dengan tugas itu, Sunarti otomatis bersentuhandengan jarum suntik dan darah yang masih tersisa di tabung suntik. Untuk pekerjaanitu, dirinya diberi upah Rp 800 ribu per bulan. "Saya sering tertusuk jarum suntik," ujar Sunarti.
Tak hanya dia, kata Sunarti para pekerja lain juga sudah terbiasa tertusuk jarum suntik yang mereka tangani.
Sunarti bertahan dengan pekerjaannya itu selama kurang lebih tiga tahun. Dia memilih berhenti sejak setahun terakhir karena menderita sakit. "Saya sakit parah sampai tiga bulanan, hanya bisa terbaring di kamar," imbuh Sunarti.