Senin 18 Dec 2017 09:37 WIB

Sambut Natal, BI Siapkan Uang Tunai Rp 886 Miliar di Sumbar

Nasabah mengambil uang dari Anjungan Tunai Mandiri (ATM) di ATM Gallery. ilustrasi (Republika/ Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Nasabah mengambil uang dari Anjungan Tunai Mandiri (ATM) di ATM Gallery. ilustrasi (Republika/ Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Bank Indonesia (BI) perwakilan Sumatra Barat (Sumbar) menyiapkan uang tunai sebesar Rp 886 miliar untuk memenuhi kebutuhan uang kartal menyambut Natal dan Tahun Baru 2018.

"Untuk mengantisipasi kebutuhan transaksi perbankan dan masyarakat kami memastikan persediaan uang tunai selama Natal dan libur tahun baru di sini cukup," kata Kepala BI perwakilan Sumbar Endy Dwi Tjahjono di Padang, Senin.

Menurutnya berdasarkan pengamatan melalui siklus tahunan pada akhir tahun terjadi peningkatan kebutuhan uang tunai. Ia merinci dari Rp 886 miliar yang disiapkan terdiri atas pecahan Rp 100 ribu, Rp 50 ribu dan Rp 20 ribu sebesar Rp 846 miliar dan uang pecahan Rp 10 ribu ke bawah sebesar Rp 40 miliar.

Dari Rp 886 miliar tersebut untuk kebutuhan perbankan di luar kas titipan mencapai Rp 786 miliar dan kebutuhan kas titipan di Bukitinggi dan Sungai Penuh Rp 94 miliar serta layanan kepada masyarakat Rp 6 miliar.

Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap uang tunai BI Sumbar menambah frekuensi kas keliling sejal 11 Desember 2017 hingga 21 Desember 2017. "Kas keliling dilaksanakan pada beberapa titik di Padang yaitu Pondok, Pasar Siteba, Pasar Raya dan Pasar Bandar Buat," kata Endy.

Selain itu BI juga telah meminta bank umum untuk menjaga ketersediaan uang tunai di ATM khususnya selama libur Natal da tahun baru. Ia juga mengimbau masyarakat menggunakan transaksi nontunai dengan menggunakan alat pembayaran seperti ATM, kartu debit, kartu kredit, uang elektronik dan lainnya.

"Bagi yang memerlukan uang tunai diimbau untuk menukar di tempat resmi yaitu BI, bank dan BPR," katanya.

Endy mengingatkan masyarakat jangan menukarkan uang lewat jasa penukaran di pinggir jalan karena selain dikenakan biaya juga ada kemungkinan diselipkan uang palsu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement