REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penanganan darurat dampak gempa bumi 6,9 Skala Richter yang mengguncang wilayah bagian selatan Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Yogyakarta masih terus dilakukan. Data sementara yang dihimpun oleh Pusat Pengendalian Operasi Badan Nasional Penanggulangam Bencana (Pusdalops BNPB), berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), terdapat dua orang meninggal dunia, tujuh orang luka, 43 rumah rusak berat dan roboh, 65 rumah rusak sedang, 10 rumah rusak ringan, dan beberapa bangunan publik mengalami kerusakan.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPBSutopo Purwo Nugroho mengatakan, daerah yang terdampak gempa terdapat di Kabupaten Pangandaran, Tasikmalaya, Ciamis, Kota Banjar, Garut, Cilacap, Kebumen, Kota Pekalongan, Banyumas, Brebes dan Banjarnegara.
"Mengingat pusat gempa berada di enam kilometer arah tenggara Kota Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya, maka daerah yang terdampak guncangan keras dan merusak adalah di Kabupaten Tasikmalaya, Pangandaran dan Ciamis di Provinsi Jawa Barat," kata Sutopo berdasarkan keterangan tertulisnya, Sabtu (16/12).
Dampak gempa di wilayah Jawa Barat adalah satu orang meninggal dunia, enam orang luka-luka, 17 rumah rusak berat, 59 rumah rusak sedang, dan 10 rumah rusak ringan. Sedangkan di Jawa Tengah, satu orang meninggal dunia, satu orang luka berat, 26 rumah rusak berat dan roboh, dan enam rumah rusak sedang.
Dari data yang dihimpun, Sutopo mengatakan, dua korban meninggal dunia adalah Dede Lutfi (62 tahun), warga Desa Gunungsahari RT 04 RW02 Kecamatan Sadananya Kabupaten Ciamis, dan Aminah (80 tahun), warga Sugihwaras Gang 1 RT 02 RW 18 Kelurahan Kauman Kota Pekalongan. Kedua korban meninggal tertimbun tembok yang roboh akibat gempa. Sedangkan semua korban luka dirujuk ke rumah sakit setempat.
Sutopo juga mengatakan, beberapa rumah sakit mengalami kerusakan sehingga pasien dievakuasi ke luar rumah sakit. "Bangunan RSUD Banyumas mengalami kerusakan plafon ambrol, tembok yang retak, kebocoran instalasi pipa gas oksigen dan lainnya. Sebanyak 70 pasien dari ruang rawat inap ditampung di dalam tenda BPBD Banyumas dan sebagian dilayani di PKU Gombong," kata dia.
BPBD bersama dengan TNI, Polri, Basarnas, SKPD setempat, PMI, Tagana, relawan, NGO dan masyarakat membantu penanganan darurat. Kepala BNPB, lanjut Sutopo, terus berkoordinasi dengan Kepala BPBD dalam penanganan darurat gempabumi.
"Tim Reaksi Cepat BNPB telah dikirimkan untuk mendampingi BPBD dalam penanganan darurat. Pendataan terus dilakukan," tambahnya.
Sementara itu, kata Sutopo, sebagian besar masyarakat yang evakuasi saat adanya peringatan dini tsunami sudah kembali ke rumahnya. Tidak ada tsunami yang terjadi di sepanjang pesisir selatan Jawa.
"Gempa susulan telah terjadi sebanyak tujuh kali dengan magnitude yang kecil. Tidak ada dampak merusak dari gempa susulan. Aktivitas masyarakat secara umum telah kembali normal," kata dia.
Untuk itu, Sutopo mengatakan, update dampak dan penanganan gempa akan disampaikan berikutnya, dan masyarakat dihimbau untuk tetap tenang. Hingga saat ini, tambahnya, ilmu pengetahuan dan teknologi belum dapat memprediksi gempa secara pasti.
"Oleh karena itu selalu tingkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan. Gempabumi dapat terjadi setiap saat di daerah-daerah yang rawan gempa. Saat terjadi gempa segera keluar dari rumah dan bangunan, dan berlindung di tempat yang aman," tutupnya.