REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat kejadian gempa bumi pada Jumat (15/12) malam sekitar 23.47 WIB yang dirasakan hampir semua daerah di Pulau Jawa. Walau telah mencabut peringatan dini potensi tsunami, BMKG minta masyarakat tetap waspada mengantisipasi terjadinya gempa susulan.
"Agar tetap waspada dengan kejadian gempa susulan yang pada umumnya kekuatannya semakin mengecil," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Mochammad Riyadi, melalui rilis yang diterima Republika.co.id, Sabtu (16/12) pagi.
Peringatan dini potensi tsunami telah disampaikan BMKG pada Sabtu (16/12) dini hari sekitar pukul 02.36. Walau diminta tetap waspada, masyarakat diminta tenang dan tidak terpancing isu-isu gempa bumi dan tsunami.
"Tetap tenang dan mengikuti arahan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah), serta informasi dari BMKG, jangan terpancing isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami," ujar Riyadi.
Gempa sendiri terjadi pada Jumat (15/12) malam sekitar 23.47 WIB dengan kekuatan 6,9 Skala Richter. Lokasinya berada di 7.75 lintang selatan dan 108.11 bujur timur dengan kedalaman 107 kilometer.
BMKG telah melakukan pengamatan tide gauge di Pangandaran (Jawa Barat), Pemayang Sari (Jawa Barat), Binangeun (Banten), dan Pacitan (Jawa Timur). Dari rekaman stasiun-stasiun tide gaug yang dekat pusat gempa, tidak terekam adanya kenaikan air laut.
Berdasarkan posisi dan kedalamannya, kejadian gempa bumi disebabkan aktivitas zona subduksi yang terbentuk akibat tumbukan atau penunjaman Lempeng Indo-Australia terhadap Lempeng Eurasia di daerah selatan Jawa.
Advertisement