REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ribuan massa dari berbagai organisasi masyarakat (Ormas) islam di Jabar yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Selamatkan Al Aqsha (AMSA) menggelar aksi damai di Halaman Gedung Sate, Jumat (15/12). Sebelum memulai orasi di Halaman Gedung Sate, ratusan massa tersebut sebelumnya berkumpul di depan Pusdai Jabar untuk kemudian berjalan kaki ke Gedung Sate.
Massa tersebut, membawa bendera Palestina dengan berbagai ukuran. Dari mulai bendera kecil hingga bendera dengan kain lebar yang dibentangkan. Sebelum orasi, mereka memulai dengan pembacaan ayat suci Alquran. Kesempatan pertama berorasi, diberikan pada seorang ibu bernama Maemun Herawati. Alasannya, karena kepedulian terhadap kemerdekaan Palestina ini datang dari semua kalangan. Tak terkecuali, seorang ibu.
Dalam orasinya, Maemun menceritakan sejarah Palestina yang dijajah oleh Inggris. Semasa penjajahan, Inggris membawa sekitar 2 persen orang Yahudi kemudian berkembang menjadi 30 ribu orang Yahudi datang ke Palestina. Kemudian, Yahudi tersebut mendeklarasikan kemerdekaannya padahal mereka tak berhak sama sekali.
"Al Aqso, kiblat pertama kita. Apakah mau, masjid suci kita terus terjajah, mau? teriak Maemun disambut perkataan 'tidak' oleh ribuan massa.
Juru Bicara AMSA, Ustad Gaos Abdul Hamid, ribuan massa menggelar aksi damai untuk mendeklarasikan Jerusalem Timur sebagai ibukota Palestina. Selain itu, massa pun menolak dengan tegas klaim Presiden AS, Donald Trump terkait Yerussalem sebagai ibukota Israel.
"Kami menyerukan kepada seluruh umat islam di dunia untuk ikut dan mendeklarasikan Yerussalem Timur sebagai ibukota Palestina," katanya.