REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ribuan umat Islam yang tergabung dalam Gerakan Umat Islam Bersatu (GUIB) menggelar aksi bela Palestina dengan mengepung kantor Konsulat Jenderal Amerika Serikat Surabaya Jalan Citra Niaga, Sambikerep, Surabaya, Jumat (15/12). Umat Muslim yang merupakan gabungan dari berbagai Ormas Islam di Jatim ini, menentang pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengakui Yarusalem sebagai Ibu Kota Israel.
Koordinator aksi, Ahmad Fauzi Tijani dalam orasinya menganggap, pernyataan Donald Trump tersebut merupakan biang kejahatan. Kejahatan yang dimaksud adalah karena mereka mengakui Yarusalem sebagai Ibu Kota Israel, yang artinya, Amerika telah menabuh genderang perang.
"Amerika Serikat biang kejahatan di seluruh dunia. Karena mereka mengumumkan Yarusalem sebagai Ibu Kota Israel. Kejahatan ini tidak akan kami terima seumur hidup kita," ujar Koordinayor dalam aksinya.
Massa aksi tersebut juga meminta perwakilan dari Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Surabaya untuk menemui mereka secara baik-baik. Bahkan, mereka mengancam akan terus bertahan di lokasi jika tidak ada perwakilan dari Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Surabaya yang menemui dan menerima mereka.
"Kami datang ke sini dengan baik-baik, maka kami juga berharap bisa diterima dengan baik-baik. Jika tidak ada yang bersedia menerima kita dengan baik-baik maka kami siap bertahan lebih dari 24 jam," kata sang Koordinator.
Seruan tersebut pun dijawab oleh massa peserta aksi yang juga menyatakan kesiapannya bertahan di lokasi jika tidak ada perwakilan dari Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Surabaya yang menemui mereka.