Kamis 14 Dec 2017 11:04 WIB

Pedagang dan Distributor Bali Dilarang Timbun Barang

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Endro Yuwanto
 Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali memantau sejumlah pasar tradisional dan modern menjelang Natal dan Tahun Baru 2018.
Foto: Republika/Mutia Ramadhani
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali memantau sejumlah pasar tradisional dan modern menjelang Natal dan Tahun Baru 2018.

REPUBLIKA.CO.ID,  DENPASAR -- Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Bali melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah pasar tradisional dan modern menjelang Natal dan Tahun Baru 2018. Pedagang diingatkan untuk tidak menimbun barang sebab berpotensi membuat fluktuasi harga di pasaran.

"Pemantauan barang kebutuhan pokok di pasar tradisional dan pasar modern terus dilakukan, termasuk gudang-gudangnya," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, Ni Wayan Kusumawathi, Kamis (14/12).

Kusumawathi mengatakan, ruang pedagang dan distributor besar melakukan penimbunan kini kian dipersempit. Pedagang dan distributor diwajibkan melapor ke Kementerian Perdagangan sesuai ketentuan berlaku.

Pemerintah Provinsi Bali memastikan stok kebutuhan pokok masyarakat sebulan ke depan tercukupi. Stok beras di Bulog Divisi Regional Bali saat ini mencapai 11.600 ton dengan kebutuhan 2.600 ton per bulan. Berikutnya stok gula pasir 7.185 ton dengan kebutuhan lima ribu ton per bulan, serta stok tepung terigu 2.500 ton dengan kebutuhan 2.100 per bulan.

Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Bali sudah melakukan 179 kali operasi pasar sepanjang 2017. Sidak dilakukan dalam rangka melakukan pengawasan terhadap barang beredar sesuai Undang-Undang Nomor 8/1999 tentang Perlindungan Konsumen dan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 20/2009 tentang Tata Cara Melakukan Pengawasan.

Masyarakat, kata Kusumawathi perlu dilindungi dari aspek negatif barang-barang beredar yang tidak memenuhi ketentuan berlaku.

Asisten Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Provinsi Bali, I Dewa Putu Sunartha secara terpisah mengatakan, pihaknya menggelar operasi pasar di sejumlah pasar tradisional, seperti Pasar Kreneng. Ini karena terjadi kenaikan beberapa kebutuhan pokok. "Operasi pasar ini supaya tidak terjadi lonjakan harga," katanya.

Bulog setidaknya mengeluarkan 1,5 ton beras yang dijual dengan harga Rp 8.100 per kilogram (kg). Berikutnya, 500 liter minyak goreng dijual Rp 12.500 per liter, 500 kg gula pasir dijual Rp 12.500 per kg.

Pantauan Republika.co.id menunjukkan terjadi kenaikan sejumlah kebutuhan pokok di Pasar Kreneng. Telur ayam ras yang pekan lalu dijual Rp 20.800 per kg naik menjadi Rp 21.200 per kg. Beras medium I yang awalnya Rp 10 ribu per kg menjadi Rp 11 ribu per kg. Beras medium II yang pekan lalu Rp 9.500 per kg saat ini menjadi Rp 10.500 per kg.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement