Rabu 13 Dec 2017 05:11 WIB

Menkes Hanya Minta Vaksin dari Bio Farma

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Winda Destiana Putri
Vaksin
Foto: pixabay
Vaksin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan (Menkes) Nila F Moeloek berpesan supaya anak-anak dan masyarakat hanya mendapat vaksin dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN)penghasil vaksin Bio Farma. Menurut Nila, vaksin yang ada di semua pusat kesehatan masyarakat (puskesmas)adalah vaksin dari program Bio Farma.

Ini termasuk imunisasi dasar Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis-B dan Haemofilus influensa tipe b (DPT-HB-Hib)pada usia 2, 3 dan 4 bulan, satu dosis imunisasi lanjutan DPT-HB-Hib saat usia 18 bulan, satu dosis imunisasi lanjutan difteri tetanus (DT) bagi anak kelas 1 sekolah dasar (SD)/sederajat, satu dosis imunisasi lanjutan Tetanus difteri (Td) bagi anak kelas 2 SD/sederajat, dan satu dosis imunisasi lanjutan Td bagi anak kelas 5 SD/sederajat. Seperti diketahui, saat ini jajaran Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tengah melaksanakan Outbreak Response Immunization (ORI) Difteri di sekolah-sekolah yang berada di tiga provinsi yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.

"Vaksin imunisasi ini asli dan gratis," ujarnya saat ditemui usai menghadiri Koordinasi Pelaksanaan Operasional Program (Rakorpop), di Jakarta, Selasa (12/12).

Namun demikian, Nila mengakui tidak semua vaksin dan imunisasi diberikan cuma-cuma. Banyak vaksin yang berbayar. Bahkan, kata dia, karena harus berbayar dan tidak gratis membuat vaksin jenis ini sering dipalsukan.

"Yang sering dipalsukan itu vaksin impor dan mahal harganya," ujarnya.

Untuk itu, ia meminta masyarakat berhati-hati dan waspada. Masyarakat harusnya merasa aneh jika vaksin yang didapat adalah vaksin impor dan harganya murah.

Untuk itu, Nila mengimbau masyarakat yang ingin mendapat vaksin impor dan tidak murah ini untuk bertanya dan konsultasi ke dokternya apakah vaksin yang akan diterima asli.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement