REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - - Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tjahjo Kumolo, mengatakan penanganan terhadap masyarakat yang menderita difteri harus menjadi prioritas oleh tenaga kesehatan di daerah. Tjahjo mengingatkan agar daerah tidak lalai dalam penanganan kesehatan warga.
"Kami sudah buat instruksi kepada semua daerah untuk menggerakkan semua elemen masyarakat berkoordinasi dengan kepala dinas kesehatan bahwa semua puskemas harus melayani dan menjadikan skala prioritas," ujar Tjahjo usai menyampaikan materi pada Rakornas Kompolnas di Hotel Borobudur, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (12/12).
Karena itu, dia meminta daerah tidak lalai menangani permasalahan kesehatan warganya. Tjahjo juga mengatakan bahwa permasalahan kesehatan lain seperti TBC, Aids dan kanker serviks juga banyak diderita warga.
"Itu semua harus menjadi skala prioritas penanganan kesehatan, " tambah Tjahjo.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Muhammad Subuh di Jakarta, Rabu, menyatakan 66 persen kasus difteri yang ada karena tidak ada imunisasi sama sekali, 31 persen imunisasi kurang lengkap, dan 3 persen lainnya imunisasi lengkap.
Pada Januari hingga November 2017 tercatat 593 kasus difteri terjadi di Indonesia dengan angka kematian 32 kasus. Kasus tersebut terjadi di 95 kabupaten-kota pada 20 provinsi. Selain itu data Kementerian Kesehatan juga menyebutkan kasus difteri yang ditemukan sepanjang 2017 tidak terbatas usia. "Yang termuda 3,5 tahun, yang tertua 45 tahun," ucap Subuh.
Penularan difteri juga diketahui terjadi tidak tergantung musim. Sepanjang Januari hingga November 2017 terus terdapat laporan kasus difteri. Oleh karena itu Subuh menyatakan imunisasi difteri sebagai langkah pencegahan utama penyakit tersebut harus dilakukan