Selasa 12 Dec 2017 05:53 WIB

Ternyata Bukan Senjata untuk Adang Ustaz Somad, Tapi ...

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Teguh Firmansyah
Tongkat komando sempat menjadi pembicaraan hangat di kalangan warganet dalam aksi penolakan safari dakwah Ustaz Abdul Somad di Bali beberapa waktu lalu. Tongkat yang diduga senjata tajam tersebut dibawa salah satu anggota organisasi kemasyarakatan (ormas) terbesar di Pulau Dewata, Laskar Bali saat merengsek masuk ke dalam Hotel Aston Denpasar, tempat Ustaz Somad menginap.
Foto: Mutia Ramadhani
Tongkat komando sempat menjadi pembicaraan hangat di kalangan warganet dalam aksi penolakan safari dakwah Ustaz Abdul Somad di Bali beberapa waktu lalu. Tongkat yang diduga senjata tajam tersebut dibawa salah satu anggota organisasi kemasyarakatan (ormas) terbesar di Pulau Dewata, Laskar Bali saat merengsek masuk ke dalam Hotel Aston Denpasar, tempat Ustaz Somad menginap.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Tongkat komando sempat menjadi pembicaraan hangat di kalangan warganet dalam aksi penolakan safari dakwah Ustaz Abdul Somad di Bali beberapa waktu lalu.

Tongkat yang diduga senjata tajam tersebut dibawa salah satu anggota organisasi kemasyarakatan (ormas) terbesar di Pulau Dewata, Laskar Bali saat merengsek masuk ke dalam Hotel Aston Denpasar, tempat Ustaz Somad menginap.

Warganet berspekulasi tongkat komando yang diperlihatkan dalam sejumlah video beredar merupakan sejenis parang, pedang, atau pisau runcing yang dibawa untuk menganiaya Ustaz Somad.
 
Sekretaris Jenderal Laskar Bali, I Ketut Ismaya menerangkan tongkat tersebut adalah tongkat semar miliknya. Tongkat dengan panjang sekitar 50 centimeter (cm) dan terdapat tiga bintang di batangnya itu hanya tongkat biasa. Bagian dalamnya tidak berisi senjata tajam, melainkan hanya selembar kertas jimat. Ismaya menyebut bukan dirinya yang membawa tongkat tersebut masuk ke dalam hotel.
 
"Tongkat komando saya dipegang salah satu anggota yang menggantikan saya karena pada waktu itu saya sedang tidak berpakaian resmi organisasi," ujar Ismaya dijumpai Republika di Sanur, Denpasar, Senin (11/12) petang.

Ia mengaku sangat mengagumi karakter Semar yang sakti dan bijaksana. Dia berharap sifat Semar tersebut selalu mengayomi kehidupannya, khususnya dalam memimpin organisasi.

"Ini tongkat biasa. Silakan diperiksa. Kami tidak ada membawa pedang. Jika seorang ustaz kami bawakan pedang, durhaka bagi kami," kata Ismaya.
 
Ismaya menyebut Laskar Bali adalah ormas yang heterogen. Anggotanya terdiri dari umat berlainan agama, khususnya Hindu, Islam, Kristen, dan Buddha. Keluarga Ismaya pun merupakan campuran Muslim dan Hindu.
 
Sejumlah massa menamakan diri Komponen Rakyat Bali (KRB) menolak kedatangan Ustaz Somad di Pulau Dewata. KRB terdiri dari sejumlah ormas, seperti Ganaspati, Patriot Garda Nusantara (PGN), dan Perguruan Sandi Murti.
 
Ismaya menampik Laskar Bali merupakan bagian dari KRB. Ini karena Laskar Bali tidak pernah dilibatkan dalam mediasi dan fasilitasi sebelum kedatangan Ustaz Somad di Bali. Mediasi tersebut sempat disinggung senator Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI asal Bali, Arya Wedakarna dalam sebuah wawancara langsung di salah satu televisi swasta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement