REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menegaskan, akan menindak tegas siapa pun jajarannya yang tidak merespons cepat banjir di Jakarta. Anies mengatakan akan terus mengupdate kondisi banjir dan genangan air di wilayah DKI Jakarta.
"Semuanya yang mendapat laporan, siaga pantau semua, karena sudah ada instruksi. Kita akan tindak tegas siapa pun yang tidak merespon cepat urusan banjir," tegas Anies di Gedung Pompa Terowongan Dukuh Atas, Jakarta, Senin (11/12).
Terkait titik-titik genangan air yang ada di Jakarta, Anies selalu mendapat update-nya setiap menit. Anies mengaku akan memonitor terus daerah-daerah tersebut agar masalah yang ada segera terselesaikan.
Sementara Lurah Karet Tengsin Ikhsan Kamil mengatakan, ketika terjadi banjir di terowongan Dukuh Atas, pihaknya langsung segera bertindak. Ia menjelaskan, yang menjadi penyebab banjir selain debit air yang tinggi adalah tidak berfungsinya 3 dari 5 mesin pompa yang ada karena panel listriknya yang rusak.
Kamil menjelaskan, di Gedung Pompa Terowongan Dukuh atas, mesin pompa yang ada dapat menyedot hingga 200 liter perdetik. Jika semua pompa berfungsi maka tidak akan terjadi banjir di terowongan tersebut.
"Ini karena 3 pompanya rusak saja. Tapi pas penanganan 1 pompa lagi berfungsi, jadi kalo semua berfungsi gak ada masalah. Air bisa langsung dialirkan ke Kali Ciliwung yang ada di belakang," katanya.
Sementara itu, Operator Gedung Pompa Terowongan Dukuh Atas, Mulyadi mengatakan, rusaknya panel listrik mesin pompa tersebut sudah terjadi sejak 22 Oktober 2017.
Ia membenarkan, jika kelima pompa berfungsi normal tidak akan terjadi banjir. Mulyadi mengatakan ia tidak menyalahkan siapa-siapa, hanya ketika itu belum ditindak. Menurut Mulyadi, Gedung Pompa Terowongan Dukuh Atas dikelola oleh Dinas Bina Marga.
"Ini Dinas Bina Marga, bukan sumber daya air, karena khusus underpass. Jadi sejak 2015 yang mengelola Dinas Bina Marga," katanya.