Senin 11 Dec 2017 11:34 WIB

Ini Alasan 15 Menit Siaran Radio Mati

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Winda Destiana Putri
Penyiar radio Jakarta Islamic Center (JIC) saat siaran di Kompleks Jakarta Islamic Center, Jakarta Utara.
Foto: Republika/Prayogi
Penyiar radio Jakarta Islamic Center (JIC) saat siaran di Kompleks Jakarta Islamic Center, Jakarta Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia DKI Jakarta (PRSSNI DKI Jakarta) Praditya Sutrisno mengatakan matinya siaran radio swasta se-DKI Jakarta pada Senin (11/12) merupakan bagian dari kampanye. Ia menyebutkan ada 37 radio anggota PRSSNI DKI Jakarta yang mengikuti kampanye ini.

37 radio anggota PRSSNI DKI Jakarta itu, Praditya mengungkapkan, adalah radio Trax, Cosmo, I Radio, Brava, Indika, Hitz, Gen, Jak, Hot, Kis, Mustang, Most, V Radio, Rdi, Trijaya, Global, Motion, Sonora, Smart, Cakrawala Mandarin, Prambors, Delta, Bahana, Female, Elshinta, RPK, DFM, CBB, MSTRI, UFM,OZ, Pas, UNTAR, Virgin, SBY, dan Khatulistiwa.

Praditya kemudian menjelaskan tujuan kampanye tersebut. "Kita mau memberikan icip-icip pada pendengar dan pengiklan kita bagaimana rasanya hidup tanpa radio," ujar Praditya saat dihubungi Republika, Senin (11/12).

Setelah itu, kampanye siaran radio mati ini melejit menjadi trending topik di media sosial Twitter. Hal tersebut menunjukkan bahwa masyarakat masih membutuhkan siaran radio tetap mengudara.

"Sampai sekarang masih (trending topik). Tadi paling tinggi readsnya sampai 23 juta," kata Praditya yang optimistis siaran radio tetap bisa mengudara.

Selanjutnya selama satu pekan ke depan, Praditya mengungkapkan, anggota PRSSNI akan menyiarkan testimoni dari tokoh masyarakat yang merasa hidup dan kariernya sangat ditunjang oleh radio. Tokoh masyarakat itu terdiri dari berbagai kalangan.

"Pejabat ada, bintang film ada, musisi ada, seksolog ada, ahli keuangan ada," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement