Senin 11 Dec 2017 00:11 WIB

'Munaslub Penting Guna Selamatkan Golkar di Pilkada-Pilpres'

Rep: Dian Erika Nugraheny/ Red: Endro Yuwanto
Dukungan Soksi.Politisi Partai Golkar Airlangga Hartanto (kedua kiri) bersama  Ketua Umum Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) Ade Komarudin (kedua kanan), Ketua Komisi XI DPR Melchias Markus Mekeng (kiri) dan Dewan Pembina SOKSI  Bobby Suhardiman (kanan) menunjukkan surat pernyataan sikap politik dukungan dari  Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) di Jakarta, Senin (4/12).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Dukungan Soksi.Politisi Partai Golkar Airlangga Hartanto (kedua kiri) bersama Ketua Umum Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) Ade Komarudin (kedua kanan), Ketua Komisi XI DPR Melchias Markus Mekeng (kiri) dan Dewan Pembina SOKSI Bobby Suhardiman (kanan) menunjukkan surat pernyataan sikap politik dukungan dari Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) di Jakarta, Senin (4/12).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Ketua Umum Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (Soksi) Ade Komarudin (Akom) mengatakan, musyawarah nasional luar biasa (munaslub) Partai Golkar harus segera dilakukan. Munaslub dinilai sangat penting sebagai persiapan Golkar menghadapi agenda politik nasional pada 2018 dan 2019.

Akom mengatakan, dalam munaslub nantinya akan dipilih Ketua Umum Partai Golkar untuk menggantikan Setya Novanto (Setnov). Menurutnya, kini sudah ada 31 DPD Golkar beserta seluruh ormas yang tergabung menginginkan adanya munaslub.

"Semua meminta munaslub dan mendukung Pak Airlangga Hartarto sebagai calon Ketua Umum. Tidak ada alasan lain untuk memutus keinginan munaslub, sebab ini berkaitan dengan agenda politik terdekat, yakni pendaftaran calon kepala daerah Pilkada 2018 pada 8-10 Januari 2018 mendatang," ujar Akom dalam konferensi pers di kawasan Cipinang Cempedak, Jakarta Timur, Ahad (10/12).

Soksi beserta Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotong Royong 1957 yang dipimpin Agung Laksono dan Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) pimpinan Roem Kono pada Ahad sepakat mendesak agar munaslub digelar selambat-lambatnya pada 20 Desember 2017.

Setelah pendaftaran calon bupati, wali kota, dan gubernur pada Januari 2018, Golkar pun akan menghadapi persiapan penentuan calon legislatif untuk Pemilu 2019. Agenda-agenda politik nasional yang berjalan beruntun ini, kata Akom, tidak boleh dianggap remeh oleh Golkar.

"Kalau kami mau main-main, kasihan partai ini, sebab sudah banyak permasalahan. (Persiapan) pileg cukup mengkhawatirkan kami meski berdasarkan hasil survei Golkar masih dianggap baik," ujar Akom.

Arkom menambahkan, munaslub juga penting untuk menjaga soliditas dukungan terhadap Joko Widodo sebagai capres Pemilu 2019. Tiga ormas pendukung berdirinya partai Golkar tersebut khawatir jika tidak didukung kepengurusan yang solid, maka dukungan pencapresan Joko Widodo tidak akan berjalan maksimal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement