REPUBLIKA.CO.ID,DEPOK — Sebanyak 68 calon kepala daerah-wakil kepala daerah ikut dalam sekolah partai yang digelar Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) di Wisma Kinasih, Depok, Jawa Barat. Sekolah partai angkatan ke-5 ini berlangsung selama lima hari, 10-15 Desember 2017.
Pembukaan sekolah partai ini sendiri dihadiri sejumlah tokoh PDI Perjuangan, diantaranya Ketua Bidang Kehormatan Partai yang juga bertindak selaku Kepala Sekolah Partai, Komarudin Watubun, Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Pemenangan Pemilu Bambang DH, Ketua Panitia Pelaksana Pelatihan Kader Utama PDI Perjuangan Daryatmo Mardiyanto, Sekretaris Badan Pendidikan dan Pelatihan DPP PDI Perjuangan Eva Kusuma Sundari , serta sejumlah tokoh lainnya.8
Usai pembukaan, Komarudin Watubun mengatakan bahwa sekolah partai yang digelar PDI Perjuangan ini adalah bagian dari upaya serius partainya menyiapkan para calon pemimpin yang memiliki keteguhan tekad untuk menegakkan Pancasila sebagai dasar berdirinya negara Indonesia
"Sekolah partai ini adalah upaya PDI Perjuangan menegakkan kembali Pancasila dan juga bagian dari perispan menghadapi Pilkada," ujar Watubun
Ketua DPP PDI Perjuangan yang juga anggota Komisi II DPR ini menjelaskan, materi utama yang diajarkan dalam sekolah partai ini adalah terkait masalah ideologi. Sebab belakangan ini banyak rongrongan dan upaya dari pihak-pihak tertentu yang mencoba mengotak-atik ideologi Pancasila sebagai dasar negara.
"Seperti yang kita lihat akhir-akhir ini, ideologi Pancasila mengalami banyak masalah. Inilah yang harus kita lawan, terutama bagi figur baru dari luar PDI Perjuangan harus didoktrin pemahaman mereka terhadap ideologi Pancasila," katanya.
Dijelaskan Watubun bahwa Pancasila sudah menjadi keyakinan teguh bagi PDI Perjuangan yang harus dipahami sejarah didirikannya bangsa Indonesia ini pertama kali melalui Pancasila sebagai dasar negara. Dikatakan juga bahwa banga Indonesia hanya akan bisa tetap tegak berdiri kalau ideologi Pancasila ditegakkan.
"Keyakinan terhadap ideologi Pancasila aebagai dasar negara inilah materi utama yang ditanamkan dalam sekolah partai PDI Perjuangan," imbuhnya.
Watubun menjelaskan bahwa sekolah partai ini secara khusus diikuti oleh kader PDI Perjuangan ataupun figur lain yang memiliki latar belakan non partai politik. Artinya, tak semua calon yang didukung dalam Pilkada 2018 ikut dalam sekolah partai PDI Perjuangan.
"Jadi dalam Pilkada memang ada juga yang dari partai lain kita usung melalui koalisi dan mereka tidak harus ikut sekolah partai ini. Tapi yang dari partai sendiri (PDI Perjuangan) atau kalangan professional, atau kawan-kawan yang belum berpartai maka wajib ikut kaderisasi melalui sekolah partai ini," jelasnya.
Watubun menjelaskan bahwa sekolah partai PDI Perjuangan angkatan ke-5 ini memiliki perbedaan dibanding sekolah angkatan sebelumnya. Sebab para peserta kali ini disiapkan tidak hanya menghadapi Pilkada serentak 2018, tapi juga untuk menghadapi Pemilu Legislatif dan Pilpres 2019.
"Makanya tadi saat pembukaan saya katakan, bedanya angakatan ke-5 ini dengan sebelumnya adalah bahwa mereka para peserta harus siap bertempur dalam jangka panjang. Mereka harus siap karena setelah pilkada kita juga akan masuk Pileg dan Pilpres," jelas Watubun.