Ahad 10 Dec 2017 01:57 WIB

Terobosan KLHK untuk Merehabilitasi Lahan Kritis

Rep: Hartifiany Praisra/ Red: Andri Saubani
Presiden Jokowi melakukan penanaman pohon dalam Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) dan Bulan Menanam Nasional (BMN) 2017. HMPI dan BMN tahun ini dipusatkan di Desa Karangasem, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunung Kidul DIY, Sabtu, (9/12).
Foto: Republika/Eric Iskandarsjah
Presiden Jokowi melakukan penanaman pohon dalam Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) dan Bulan Menanam Nasional (BMN) 2017. HMPI dan BMN tahun ini dipusatkan di Desa Karangasem, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunung Kidul DIY, Sabtu, (9/12).

REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNG KIDUL -- Ada yang berbeda dari Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) dan Bulan Menanam Nasional (BMN) 2017 di Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta pada Sabtu (9/12). Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencanangkan awal penggunaan barcode sebagai penandaan pohon dalam rangka monitoring dan evaluasi perkembangan tanaman berbasis android secara offline dan online.

"Barcode ini berisi informasi koordinat, dan nama pohon. Sistemnya link ke KLHK. Jadi pohon yang ditanam benar-benar kita pantau perkembangannya dan jaga sama-sama," kata Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya pada siara pers yang diterima Republika, Sabtu (9/12).

Selain terobosan pohon ber-barcode, KLHK juga memprogramkan penyediaan bibit secara gratis kepada masyarakat sebanyak 50 juta batang per tahun melalui 50 unit persemaian permanen, kebun bibit rakyat sebanyak 500 unit (produksi per unit sebanyak 25 30 ribu batang), dan penyediaan 2,5 juta batang bibit produktif. Penanaman yang didukung oleh berbagai pihak seperti pemerintahan, swasta dan organisasi.

Selain itu program ini juga turut melibatkan TNI/POLRI, pelajar, mahasiswa, pramuka, organisasi masyarakat serta masyarakat secara umum. Pencapaian dari program ini telah terealisasi sebanyak 2.731.524 batang atau setara dengan 5.463 ha.

Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo turut hadir dalam acara tersebut. Presiden menegaskan agar penanaman pohon tidak hanya seremonial namun harus ditindaklanjuti dengan pemeliharaan. Hal tersebut agar nantinya dapat memberikan manfaat bagi rakyat.

"Jangan hanya manajemen seremonial, nanam 1 miliar, 1 juta pohon lupakan. Rakyat senang hal konkrit, nyata dan ada manfaat nyata dan ada yang bisa kita lihat fisiknya karena menyangkut anggaran yang sangat banyak," kata Presiden.

Acara HMPI dan BMN tahun ini ditandai dengan penanaman sekitar 45 ribu batang pohon di lima bukit di Gunung Kidul, Yogyakarta. Dengan total 15 hektar lahan krisis, program ini juga melakukan rehabilitasi hutan dan lahan melalui kegiatan kebun bibit rakyat, pembagian bibit gratis dari persemaian permanen, dan bibit produktif kepada masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement