Jumat 08 Dec 2017 02:20 WIB

'Jangan Provokasi Warga Kulon Progo'

Rep: Neni ridarineni/ Red: Esthi Maharani
Sejumlah tempat ibadah dan galeri seni tidak luput dari penggusuran yang dilakukan PT Angkasa Pura 1 di Desa Palihan, Kabupaten Kulonprogo, DIY.  Penggusuran yang masih ditolak ratusan warga itu sendiri dilakukan demi pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA). Rabu (6/12).
Foto: Republika/Wahyu Suryana
Sejumlah tempat ibadah dan galeri seni tidak luput dari penggusuran yang dilakukan PT Angkasa Pura 1 di Desa Palihan, Kabupaten Kulonprogo, DIY. Penggusuran yang masih ditolak ratusan warga itu sendiri dilakukan demi pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA). Rabu (6/12).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Manajer Proyek New Yogyakarta International Airport (NYIA) PT Angkasa Pura I Sujiastono meminta agar provokasi pada warga Kulon Progo dihentikan karena akan merugikan masyarakat Kulon Progo itu sendiri. Ia meminta jika ingin menyampaikan aspirasi sebaiknya dilakukan dengan jalur yang tepat.

"Pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab menghasut memprovokasi warga hendaknya menghentikan karena merugikan masyarakat di Kulon Progo. Kalau mahasiswa mau menyampaikan aspirasi rakyat, jangan di jalan, sebaiknya di kampus misalnya dalam bentuk seminar," katanya di Kepatihan Yogyakarta, Kamis(7/12).

Ia pun membantah kabar adanya pemaksaan dan penggusuran warga yang masih berada di lokasi pembangunan NYIA. Ia bahkan berani untuk membuktikannya.

"Saya sudah sampaikan ke Ombudsman. Di lapangan bisa dibuktikan tidak ada pemaksanaan, bahkan rumah yang seharusnya sudah dirobohkan, tetapi karena masih ada orangnya sampai sekarang tidak dirobohkan. Insya Allah dalam waktu tidak lama mereka menyadari dan akan keluar kita doakan saja," ujarnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan akan tetap melakukan dialog dengan warga untuk pindah ke tempat yang lebih baik. Apalagi dari segi hukum, persoalan lahan sudah selesai dan warga mendapatkan haknya.

"Dari aspek hukum sebenarnya sudah selesai," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement