REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Minimnya produksi dan rendahnya kualitas kedelai lokal, memaksa perajin tahu tempe menggunakan kedelai impor. ''Kondisi ini sudah berlangsung lama. Penyebabnya karena produksi kedelai lokal memang tidak mampu memenuhi kebutuhan perajin, dan kualitas kedelai lokal juga tidak sebaik kedelai impor,'' ujar Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) Purbalingga, Bambang Sukendro, Kamis (7/12).
Dia menyebutkan, kebutuhan kedelai untuk perajin tahu-tempe di Purbalingga, tergolong cukup besar. Dengan jumlah perajin mencapai 218 unit, kebutuhan bahan baku kedelai mencapai 100 ton per bulan.
''Namun dari total kebutuhan bahan baku tersebut, sebagian besar merupakan kedelai yang diimpor dari Amerika Serikat. Hanya sekitar 30 persen saja, yang bisa dipenuhi kedelai lokal,'' tuturnya.
Untuk itu Bambang menyebutkan, bila harga kedelai impor mengalami kenaikan, maka perajin seringkali kelimpungan. Terutama bila kurs rupiah terhadap dolar AS mengalami penurunan, karena harga kedelai impor sangat tergantung pada kurs rupiah. ''Dalam kondisi seperti ini, perajin tidak bisa beralih menggunakan kedelai lokal, karena ketersediannya di pasaran juga sangat terbatas,'' katanya.
Menurutnya, harga kedelai impor saat ini berada pada kisaran Rp 6.500 hingga Rp 7.000 per kg. Sementara harga kedelai lokal, sebenarnya sedikit lebih murah daripada kedelai impor. ''Namun kualitas kedelai lokal ini masih jauh di bawah kedelai impor. Selain kedelai lokal bijinya lebih kecil, kadang juga banyak bijinya yang tidak utuh karena terserang hama,'' katanya.
Terkait upaya peningkatan kesejahteraan perajin tahu-tempe yang didominasi pengusaha kecil-mikro, Bambang menyebutkan pihaknya terus mengupayakan agar usaha perajin bisa terus dikembangkan. Antara lain dengan memberi pelatihan diversifikasi makanan berbahan baku tahu, yang kemudian dibuah menjadi brownies tahu, puding tahu, sate tahu, pizza tahu, tahu bulat dan tahu krispi.
Saat ini, sentra industri perajin tahu tempe di Purbalingga, tersebar merata di seluruh wilayah. Namun yang cukup besar, antara lain berada di Kelurahan Kalikabong dan Desa Klapasawit, Kecamatan Kalimanah, Desa Selanegara, Kecamatan Kaligondang, Desa Limbangan dan Desa Kutasari di Kecamatan Kutasari, Desa Gandasuli, Kecamatan Bobotsari, Kelurahan Kandanggampang, Kecamatan Purbalingga dan Desa Makam, Kecamatan Rembang.