REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo memberikan pengarahan terakhir sekaligus berpamitan dengan prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassus) di Gedung Balai Komando Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Kamis (7/12). "Tidak ada yang lebih penting, saya ingin sampaikan pada kesempatan ini. Saya bangga, saya hormat diberi kesempatan memimpin prajurit-prajurit hebat seperti kalian," kata Panglima TNI dihadapan 1.200 prajurit Kopassus.
Gatot diketahui akan segera memasuki masa pensiun. Posisinya akan digantikan Marsekal TNI Hadi Tjahjanto yang sudah lolos uji kepatutan dan kelayakan atau fit and proper test di Komisi I DPR. "Saya sebagai manusia biasa mohon pamit dari Panglima TNI. Izinkan saya menyimpan semua kebanggaan dan kehormatan di setiap detak jantung dan sanubari saya," kata Gatot.
Dalam kesempatan itu, Gatot nampak terharu saat berpamitan dengan ribuan prajurit Kopassus. Hal tersebut nampak dari mata Gatot yang berkaca-kaca. "Sebagai manusia saya minta maaf dan khilaf semua itu yakinlah karena rasa cinta," tuturnya.
Dia juga mengungkapkan, rasa bangga karena telah diberi kesempatan untuk memimpin prajurit Kopassus. "Saya tidak pernah menemukan keraguan kebimbangan dari prajurit komando. Bahkan, ketika risikonya nyawa kalian tetap tegak berdiri sebagai prajurit menempatkan kepentingan rakyat di atas segalanya dan sebagai penjuru tarikan napasmu," tuturnya.
Gatot pun mengingatkan, agar TNI ke depan harus netral mengingat akan menghadapi tahun politik. "Ingat TNI harus netral, tidak ada kata lain," katanya.
Dalam kesempatan itu, Gatot bercerita bahwa saat masuk Akabri ingin menjadi bagian dari pasukan Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD) atau yang sekarang disebut Kopassus karena itu merupakan keinginan almarhum ibu dia. "Saya didesain dengan doa oleh ibu saya untuk menjadi prajurit seperti kalian dan pesan ibu saya kalau kamu masuk Akabri harus masuk RPKAD," tuturnya.
Gatot pun menjadi warga kehormatan Kopassus ketika menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD). Ia pun sempat menolak menjadi warga kehormatan Kopassus karena dirinya ingin pemberian warga kehormatan itu dilalui seperti prajurit-prajurit yang lain.
"Mungkin orang banyak yang bertanya kenapa diusia tak muda begitu (55 tahun) menjalani tes prajurit komando. Tapi itulah yang aku serap sebagai prajurit komando, kami bukan prajurit hebat, tapi kami terlatih," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Gatot juga meminta Presiden Joko Widodo untuk segera melantik Marsekal Hadi Tjahjanto sebagai Panglima TNI agar sistem di tubuh TNI tetap berjalan.
"Saya sampaikan dalam menghadapi situasi ke depan setelah fit dan proper test kemudian DPR mengajukan persetujuan Marsekal Hadi jadi Panglima TNI. Presiden agar mengeluarkan keputusan jangan lama-lama dan segera dilantik dan saya segera sertijab," katanya.
Sebelum memberikan pengarahan kepada prajurit Kopassus, Gatot Nurmantyo lebih dulu mendatangi Kostrad di Cilodong. Rencananya, pada Jumat (8/12), Gatot mendatangi Paskhas TNI AU dan dilanjutkan ke Korps Marinir.
Ketika hendak meninggalkan Mako Kopassus, sejumlah prajurit Kopassus telah menunggu di luar gedung. Kemudian para prajurit itu memanggul Gatot beserta Danjen Kopassus Mayjen TNI Madsuni menuju gerbang utama sambil menyanyikan Mars Komando.