REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Isu pergantian panglima TNI dan penunjukan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Hadi Tjahjanto sebagai kandidat tunggal panglima TNI mendapat sorotan media massa di Tanah Air.
Indonesia Indicator (I2), sebuah perusahaan di bidang intelijen media, analisis data, dan kajian strategis dengan menggunakan software AI (Artificial Intelligence) mencatat, sepanjang 4-5 Desember 2017, isu pergantian panglima TNI mendapat perhatian 252 media online dengan total ekspose mencapai 1.285 berita.
Direktur Komunikasi Indonesia Indicator (I2), Rustika Herlambang mengungkapkan, dalam timeframe pemberitaan pada 4-5 Desember, sebanyak 92 persen pemberitaan pergantian panglima TNI dan penunjukan calon tunggal Marsekal Hadi Tjahjanto diframing netral positif oleh media. "Delapan persen di antaranya memberi judul negatif," ujar Rustika dalam siaran persnya kepada Republika.co.
id, Rabu (7/12).
Menurut Rustika, sebanyak 61 persen pemberitaan isu pergantian Panglima TNI dibingkai netral dan bersifat normatif prosedural. Sentimen ini, kata dia, didapatkan dari judul yang dipakai oleh media dalam memberitakan isu pergantian TNI.
Sementara itu, lanjut dia, sentimen negatif terlihat dari beberapa framing media dengan judul berita yang cenderung mengecilkan prestasi atau alasan kedekatan Marsekal Hadi Tjahjanto pada Jokowi.
Isu pergantian Panglima TNI, kata Rustika, mengundang pandangan dan respons dari 139 narasumber sepanjang 4-5 Desember. Influencer terbesar dalam isu pergantian calon panglima TNI diisi oleh Wakil Ketua DPR Fadli Zon. Hal ini berarti bahwa pernyataan Fadli Zon paling banyak dikutip oleh media, yakni sebesar 1.479 pernyataan. Selanjutnya pernyataan terbanyak dikutip media berasal dari Wakil Ketua Komisi I DPR) TB Hasanuddin (713 pernyataan), Meutya Hafid (522 pernyataan), serta Gatot Nurmantyo (502 pernyataan).
"Secara umum, para narasumber mengapresiasi keputusan Presiden Jokowi yang mengajukan Marsekal Hadi sebagai calon tunggal panglima TNI menggantikan Gatot Nurmantyo," papar Rustika.
Bahkan, kata dia, apresiasi tersebut diungkapkan oleh figur-figur yang biasanya sangat kritis terhadap presiden, seperti Fadli Zon dan Fahri Hamzah. Dalam sebuah pemberitaan, Fadli menilai sosok Marsekal Hadi Tjahjanto sudah teruji sebagai prajurit TNI. Sedangkan Fahri menyatakan percaya presiden juga sudah berdiskusi dengan Gatot mengenai pergantian panglima TNI.
"Pandangan yang cenderung negatif (skeptis) diungkap oleh beberapa figur, seperti dari pernyataan Sekjen Gerindra, Ahmad Muzani dan Asril Hamzah Tanjung," tutur Rustika. Sedangkan, beberapa figur seperti Jazuli Juwaini (PKS) dan Syarif Hasan (Demokrat) lebih memilih wait and see (netral), menunggu hasil uji kelayakan Marsekal Hadi di DPR RI.
Media Sosial
Media sosial merespons dengan cepat keputusan Presiden Jokowi terkait dengan pergantian panglima TNI. Apresiasi itu diberikan dalam dua hal, pertama momentum yang digunakan untuk mengusung tepat, ke dua, figure yang diusung pun baik, hampir tanpa resistensi. Hal itulah yang dengan cepat membentuk sentiment positif netral di sebanyak 97% di twitter dalam 2 hari terakhir, yakni 4-5 Desember 2017.
“Situasi ini berubah dari yang awalnya sentiment negatif terhadap pergantian panglima TNI mencapai 12% di bulan Desember, berubah menjadi 3% di bulan Desember,”ujar Rustika.
Sentimen negatif tersebut awalnya berasal kontroversi atas desakan kepada presiden agar segera mengganti panglima, dengan mereka yang tidak setuju atas pergantian panglima. Namun, situasi tersebut langsung mereda pascakeputusan presiden. Salah satu hal yang berkontribusi adalah kemunculan pernyataan Panglima Gatot Nurmantyo yang memberikan respons positif atas nama yang ditunjuk oleh Presiden Jokowi sebagai pengganti dirinya tersebut.
Pergantian panglima TNI ini ditanggapi oleh netizen yang berusia di atas 35 tahun sebanyak 48%, 72% berjenis kelamin laki-laki. Emosi terbesar mereka adalah anticipation dan trust.
Anticipation berasal dari berbagai percakapan yang menunjukkan harapan dan doa netizen pada calon panglima yang baru. Di antaranya: semoga membuat TNI lebih maju, semoga lancar menjalani uji kelayakan, dan apresiasi karena usia Hadi yang masih muda.
Sementara itu, emosi terbesar kedua, trust, berasal dari dukungan baik dari netizen dan parpol yang mendukung atas pilihan Presiden Jokowi tersebut.
Sementara itu, terkait dengan Gatot Nurmantyo, netizen memberikan dua emosi, joy dan sad. Pernyataan yang bernuansa Joy lebih pada ungkapan terimakasih pada Gatot yang telah memimpin TNI selama ini. Netizen pun mengungkapkan kesedihannya karena Gatot akan diganti turut mewarnai perbincangan netizen dalam dua hari terakhir ini.