REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Program 300 doktor untuk aparatur sipil negara (ASN) yang dicanangkan pada tahun 2013 lalu tidak berjalan maksimal. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar akan melakukan evaluasi di akhir tahun.
Menurut Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar, pihaknya menemui sejumlah hambatan dalam merealisasikan program pendidikan bagi ASN itu. Padahal, tujuan dari program itu untuk meningkatkan kinerja Pemprov.
"Program 300 doktor baru diikuti oleh sekitar 60 ASN. Mungkin peminatnya banyak tapi terganjal masalah syarat umur (maksimal 38 tahun)," ujar Deddy Mizwar yang akrab Demiz di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Rabu (6/12).
Demiz mengatakan, minat studi yang ada pun tidak sesuai kebutuhan daerah. Saat ini,Pemprov Jabar perlu banyak orang yang bisa melakukan riset untuk perbaikan berbagai sektor di berbagai wilayah di Jabar. "PNS kita ada puluhan ribu masa mencari 300 orang saja susah. 300 (doktor) saja menurut saya terlalu sedikit," katanya.
Demiz pun khawatir, 60 orang yang ikut program, hasil riset tidak sesuai kebutuhan daerah. Namun, ketika pulang tak mendapat manfaat apa-apa.
Menurut Demiz, ia pun mengapresiasi ada lulusan program doktor ini yang sudah melakukan riset soal kualitas air sungai. Sebab, persoalan pencemaran air sungai menjadi salah satu perhatian Pemprov Jabar. "Riset yang dilakukan salah satunya tentang upaya perbaikan kualitas air sungai itu tepat. Kita punya problem di sana," katanya.
Apalagi, kata dia, akibat pencemaran air sungai, 450 hektare sawah di Rancaekek, Kabupaten Bandung terpapar limbah B3. "Mudah-mudahan risetnya berhasil, jangan sampai masyarakat minum air limbah," katanya.