REPUBLIKA.CO.ID, SRAGEN --- Puluhan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menangah (UMKM) antusias mengikuti pelatihan pembukuan usaha berbasis android di Gedung Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia (PKPRI) Sragen pada Rabu (6/12). Pelatihan tersebut diselenggarakan Republika bekerja sama dengan Yayasan Danamon Peduli (YDP).
Pelaku UMKM diajarkan menginput transaksi keuangan usaha dengan mengakses situs e-ukm.com melalui android. Masing-masing peserta yang telah memiliki akun dibimbing mengerjakan soal pelatihan pembukuan usaha berbasis android.
Peserta menginput transaksi mulai dari pembuatan neraca awal yang bertujuan untuk mengetahui asset yang dimiliki masing-msing pelaku UMKM. Setelah penginputan data, pelaku UMKM diajarkan membuat transaksi harian dari penjualan dan pembelian. Tak perlu waktu lama, pera peserta pun dapat langsung mengetahui hasil pencatatan untuk usahanya.
Pakar ekonomi dan akuntansi yang mengisi materi, Absar Jannatin mengatkan penggunaan android untuk membuat pembukuan usaha memudahkan pelaku UMKM dalam mendapatkan hasil pencatatan transaksi usaha per harinya. "Semua data yang diinput itu laporannya bisa langsung terlihat, dan ini bisa langsung di-print," tutur Absar.
Lebih lanjut dia menjelaskan untuk mencetak hasil penginputan data transaksi usaha, pelaku UMKM hanya memerlukan printer mobile. Selain itu, pelaku usaha juga dapat lebih cepat dalam memberikan struk pembelian pada konsumen.
Absar menjelaskan usai pelatihan tersut, peserta pelatihan yang merupakan pelaku UMKM dari 47 pasar tradisional dan tiga pasar kerajinan di Sragen akan terus dipantau. Agar peserta pelatihan semakin mahir dalam menggunakan aplikasi pembukuan usaha, Republika dan Yayasan Danamon Peduli menggratiskan penggunaan aplikasi tersebut selama enam bulan. "Kalau sudah dapat membuat pembukuan yang baik mereka bisa mengajukan permodalan untuk pengembangan usaha, karena untuk memperoleh modal besar perbankan memerlukan pembukuan yang jelas dari usahanya," kata dia.
Program Manager Yayasan Danamon Peduli, Agus Tri Wahyuwono mengatakan banyak pelaku UMKM kebingungan untuk membuat pembukuan usaha. Hal ini disebabkan karena pelaku UMKM terbiasa mencampurkan pendapatan pribadi dengan pendapatan usaha. Dengan tak adanya pembukuan usaha tersebut, kata dia, banyak pelaku UMKM yang berupaya untuk mengajukan pinjaman pengembangan usaha keperbankan harus gigit jari. Sebab tak dapat menunjukan bukti berupa catatan keuangan dari usaha yang digelutinya.
"Tak bisa membuat pembukuan usaha itu mempersulit mereka kan, ketika ingin mencari batuan pengembangan usaha ke perbankan pasiti ditanya pembukuannya, dan tidak ada pembukuannya tentu pengajuan pinjaman kami tolak," kata dia.
Untuk itu, jelas Agus, agar semakin mempermudah pelaku UMKM membuat pembukuan, yayasan Danamon peduli mendorong pelaku UMKM untuk memanfaatkan pembukuan usaha dengan menggunakan aplikasi. Dengan begitu pelaku UMKM dapat mencatat transaksi usaha kapan saja. Agus mengatakan pelatihan pembukuan usaha berbasis android yang berkerjasama dengan Republika tersebut menjadi pilot project. Kedepan, dia berharap pelatihan serupa juga dapat diselenggarakan di kota-kota lainnya.
Selain memberikan pelatihan pembukuan usaha, Agus mengatakan kegiatan tersebut juga membuka kesempatan bagi para pelaku UMKM untuk memperluas jaringan usahanya. Pelaku UMKM diharapkan saling berbagai ilmu dan pengalaman dalam mengembangakan usaha.
Harjono, salah satu peserta pelatihan mengatakan pencatatan transaksi usaha menggunakan aplikasi android mempermudah diriya untuk membuat pembukuan usaha yang rapi dan jelas. Selain itu, kata dia, sistem penjumlahan secara otomatis usai inputisasi data transaksi usaha tak menghabiskan waktu banyak untuk menghasilkan data final untuk pembukuan usaha. Harjono yang menggeluti usaha di sektor makanan ringan itu pun berniat untuk menerapkan hasil pelatihan tersebut di rumahnya.
"(Penggunaan android untuk pembukuan) ini bagus sekali jadi lebih mudah, tinggal masuk-masukan saja datanya sudah selesai cepat," tutur Harjono.
Untuk pembukuan usahanya, Harjono mengatakan masih menggunakan sistem manual. Setiap harinya, Harjono memiliki tugas rutin untuk mencatat dan menjumlah satu persatu transaksi mulai dari pembelian barang hingga penjualan. Harjono mengatakan terkadang dirinya kesulitan untuk memisahkan pemasukan usaha dengan pemasukan pribadi. "Kalau sekarang saya cuma catat saja, mana untung mana rugi mana buat gaji karyawan. Hasilnya ya masuk kantong gabung sama penghasilan tani dan pekerjaan buruh saya. Ada kelebihan baru diputar lagi," katanya.