Selasa 05 Dec 2017 14:52 WIB

Pengamat Perkotaan: Bekasi Harus Mandiri

Rep: Farah Noersativa/ Red: Andi Nur Aminah
 Pekerja menyekesaikan pembangunan Light Rail Transit (LRT) di kawasan Jatibening, Bekasi, Jabar, Ahad (8/10).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Pekerja menyekesaikan pembangunan Light Rail Transit (LRT) di kawasan Jatibening, Bekasi, Jabar, Ahad (8/10).

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Adanya pembangunan berbagai transportasi di Kota Bekasi saat ini menjadi tantangan baru bagi warga Bekasi. Pengamat Perkotaan Yayat Supriatna mengatakan saat ini Kota Bekasi harus menjadi kota yang mandiri. "Karena Bekasi itu kan menempel dengan Jakarta, sehingga dia harus memiliki fungsi," kata Yayat dalam Forum Diskusi di Universitas Islam 45 Bekasi, Selasa (5/12).

Fungsi kota itu, kata dia, terdapat dua pilihan. Fungsi itu fungsi menjadi bayang Jakarta atau memiliki fungsi mandiri. Menurutnya, Bekasi yang termasuk Kota Metropolitan itu memiliki posisi yang sama dengan Jakarta. "Sehingga dengan fungsi yang sama, kata dia, seharusnya Bekasi mampu bermitra dengan Jakarta. Bukan lagi sebagai penyangga Jakarta," tuturnya.

Yayat mengatakan, dengan adanya tansportasi seperti Light Rail Transit (LRT), Kota Bekasi bisa bergeser fungsi. Misalnya, Kota Bekasi bisa menjadi kota pusat perdagangan, pusat perkantoran, dan pusat perbisnisan. "Seharusnya fokusnya adalah bagaimana Bekasi dengan kemudahan akses transportasi ini membuat dia mandiri, dan muncul pusat kegiatan baru," katanya.

Ia pun mengungkapkan, Pemerintah Kota Bekasi harus siap dengan datangnya transportasi kereta ringan ini. Siap atau tidak, dia mengatakan, Pemerintah Kota Bekasi harus menyediakan sistem layanan yang mengedepankan kecepatan.

Pengamat perkotaan yang juga Wakil Ketua Dewan Transportasi Kota Bekasi itu menegaskan kepada Pemerintah Kota Bekasi untuk segera membuat aturan-aturan dan panduannya. Jadi ketika orang datang ke Bekasi, karpet merah sudah tersedia.

Yayat juga menyebut, perubahan sistem tata ruang kota pada Kota Bekasi saat ini adalah terpusat pada sebuah sentral. Ia menyarankan, Kota Bekasi bisa berganti pola dengan mengaktifkan pusat-pusat kegiatan di wilayah-wilayah lainnya.

Pejabat Pembuat Komitmen LRT Jabodebek, Jumardi, dalam kesempatan yang sama, mengatakan saat ini perkembangan LRT di Kota dan Kabupaten Bekasi telah mencapai 26 persen. "Insya Allah pada pertengahan 2019 LRT bisa beroperasi," katanya.

Perkembangan 26 persen itu, kata dia, adalah pembuatan jalur LRT tahap 1. Tahap 1 adalah pengerjaan lintas layanan Cawang-Cibubur, Cawang-Kuningan-Dukuh Atas, dan Cawang Bekasi Timur. Pengadaan LRT itu, dia mengatakan, untuk memudahkan masyarakat Bekasi yang rata-rata bekerja di Jakarta. Ditargetkan pembuatan depo di kawasan Jatimulya, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, akan dilaksanakan Maret 2018.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement