REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyebut Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Hadi Tjahjanto cocok untuk menjadi penggantinya sebagai Panglima TNI. "Pak Hadi cocok untuk menjadi Panglima TNI dalam tahun politik, itu harus sama-sama kita yakini, Presiden yang pakai kok," kata Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo di Kompleks Istana Kepresidenan Bogor, Selasa (5/12).
Gatot menambahkan, dari tiga kepala staf angkatan yang memenuhi syarat dalam menghadapi tahun politik adalah Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Hadi Tjahjanto. Hadi Tjahjanto yang lahir di Malang, 8 November 1963 itu dianggap paling sesuai karena sudah dipersiapkan sejak awal dan baru akan pensiun setelah tahun politik berlalu.
"Menurut saya, sebagai tahun politik pertama KSAL bulan Mei pensiun, kalau jadi Panglima TNI kan cuma sebentar, KSAD Januari 2019 pensiun, KSAU ini sampai 2020 sehingga bisa memimpin TNI menghadapi tahun politik dengan lancar," katanya.
Gatot mengatakan, dalam beberapa saat terakhir hampir setiap hari bertemu dengan Hadi sehingga pesan menjelang pergantian posisi tersebut juga dilakukan setiap hari. Ia menilai, tahun politik ke depan merupakan saat-saat dengan tantangan yang sangat tinggi sehingga diperlukan kesigapan yang tepat untuk menghadapinya.
"Kita melihat bagaimana pilkada atau pilgub di DKI, begitu keras, tensinya tinggi, mengerahkan pasukan begitu banyak, sekarang ini bukan hanya satu, ada 171, dan semua benar-benar berjuang, karena yang menentukan kepala daerah ini juga modal untuk pileg dan pilpres, agak keras, ini yang perlu diantisipasi betul," katanya.
Presiden Joko Widodo pada hari Senin mengirimkan surat kepada pimpinan DPR yang mengusulkan agar Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menjadi panglima TNI menggantikan Jenderal Gatot Nurmantyo yang memasuki masa pensiun pada 1 April 2018. Hadi baru menjabat sebagai KSAU pada 18 Januari 2017.