REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Naiknya harga beras dalam sebulan terakhir di pasar tradisional di Kabupaten Indramayu dipicu berakhirnya masa panen gadu 2017. Bulog Indramayu pun siap melakukan operasi pasar untuk mengatasi kenaikan harga tersebut.
"Panen gadu kan sudah selesai. Sedangkan musim tanam rendeng baru dimulai," ujar Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Sutatang kepada Republika.co.id, Senin (4/12).
Sutatang mengatakan, berakhirnya masa panen membuat stok gabah/beras di tingkat petani jadi menurun. Sesuai hukum ekonomi, maka harga barang jadi meningkat.
Seperti yang terlihat di Pasar Baru Indramayu, Ahad (3/12). Harga beras premium naik dari Rp 9.200 per Kg menjadi Rp 10 ribu per Kg. Sedangkan beras medium naik dari Rp 8.500 per Kg menjadi Rp 9.400 per Kg. Kenaikan harga terjadi secara bertahap sejak sebulan yang lalu.
Sutatang menyebutkan, untuk harga gabah kering giling (GKG) di tingkat petani saat ini di kisaran Rp 6.400-Rp 6.600 per Kg. Meski harganya tinggi, namun petani enggan menjual seluruh simpanan gabahnya mengingat masih lamanya masa panen rendeng pada Maret 2018 mendatang.
Menurut Sutatang, kondisi itu menyebabkan pasokan gabah menjadi sulit diperoleh. Petani yang masih memiliki stok gabah memilih mengeluarkan simpanannya sedikit demi sedikit.
"Mereka mengeluarkan gabah sesuai kebutuhan saja karena panen rendeng kan masih lama," tutur Sutatang.
Wakil Kepala Bulog Indramayu Aan Cahaya Noviadhi, saat dikonfirmasi mengenai kenaikan harga beras, dia mengakui hingga kini belum melakukan operasi pasar. Namun, ia sudah berkoordinasi mengenai teknis pelaksanaan operasi pasar itu dengan instansi terkait di lingkungan Pemkab Indramayu.