Senin 04 Dec 2017 05:31 WIB

Siklon Dahlia Mulai Menjauh

Rep: Debbie Sutrisno, Wahyu Suryana/ Red: Elba Damhuri
Petugas gabungan mengevakuasi warga terdampak banjir di Kecamatan Pekalongan Utara, Jawa Tengah, Jumat (1/12). Menurut data kecamatan setempat, sebanyak 1.300 warga dari tujuh kelurahan dievakuasi untuk menghindari banjir akibat dari curah hujan tinggi dan gelombang laut yang besar sebagai dampak siklon tropis dahlia.
Foto: ANTARA/Harviyan Perdana Putra
Petugas gabungan mengevakuasi warga terdampak banjir di Kecamatan Pekalongan Utara, Jawa Tengah, Jumat (1/12). Menurut data kecamatan setempat, sebanyak 1.300 warga dari tujuh kelurahan dievakuasi untuk menghindari banjir akibat dari curah hujan tinggi dan gelombang laut yang besar sebagai dampak siklon tropis dahlia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Siklon tropis Dahlia yang menerjang sejumlah daerah di Indonesia beberapa hari terakhir diperkirakan akan mulai meninggalkan Indonesia. Siklon ini bergerak perlahan menuju Samudra Hindia.

Kepala Bagian Humas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Hary Djatmiko mengatakan, berdasarkan informasi dari per Ahad (3/12), posisi siklon Dahlia berada di sebelah selatan Jawa Timur, atau sekitar 388 km sebelah selatan Pacitan. Kecepatannya empat knot (delapan kilometer/jam) bergerak menjauhi wilayah Indonesia.

Pada Senin (4/12), siklon Dahlia masih berada di Samudra Hindia sebelah selatan Jawa Timur, sekitar 760 km sebelah selatan Pacitan. Arah dan kecepatan gerak ke selatan barat daya dengan kecepatan sembilan knot (18 km/jam).

"Artinya, siklon ini semakin bergerak menjauhi wilayah Indonesia," ujar Hary, Ahad.

Siklon tropis Dahlia menghampiri Indonesia setelah siklon tropis Cempaka. Siklon tersebut menimbulkan dampak yang cukup mengkhawatirkan, seperti hujan sedang hingga lebat di Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur. Selain itu, siklon Dahlia juga memicu angin kencang dengan kecepatan mencapai 20 knot di Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur bagian barat dan selatan.

Tak hanya itu, siklon Dahlia juga memicu gelombang laut dengan ketinggian 2,5-4,0 meter di perairan selatan Banten hingga Jawa Barat, Samudra Hindia selatan Banten-Jawa Barat, perairan selatan Jawa Tengah-Jawa Timur, perairan selatan Bali-Lombok, Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan, dan Samudra Hindia selatan Bali hingga Lombok.

Gelombang laut dengan ketinggian 4,0-6,0 meter timbul di Samudra Hindia selatan Jawa Tengah hingga Jawa Timur.

BMKG memprakirakan, belum ada tanda-tanda siklon tropis lanjutan setelah siklon Dahlia. Walau ada bibit-bibit siklon tropis selanjutnya, potensinya kecil. Hary menuturkan, terdapat sedikitnya 10 siklon tropis yang berpotensi memasuki Indonesia. Selain Cempaka dan Dahlia, masih ada siklon Anggrek, Bakung, Flamboyan, Kenanga, Lili, Mangga, Seroja, dan Teratai.

Siklon-siklon ini cukup memberikan dampak buruk pada kondisi cuaca. Siklon Dahlia, misalnya, berdampak pada peningkatan hujan lebat, tinggi gelombang, angin kencang, serta potensi kilat/petir di beberapa wilayah di Indonesia.

Dampak yang ditimbulkan misalnya hujan sedang hingga lebat di pesisir barat Bengkulu hingga Lampung, Banten, dan Jawa Barat bagian Selatan. Angin kencang lebih dari 20 knot (36 km/jam) di pesisir barat Sumatra Barat hingga Lampung, Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat.

Kemudian, terjadi gelombang laut dengan ketinggian 2,5-4,0 meter di perairan Kepulauan Nias, perairan Kepulauan Mentawai, sampai Samudra Hindia barat Aceh. Gelombang laut dengan tinggi empat-enam meter di perairan Enggano, perairan barat Lampung, Samudra Hindia barat Enggano hingga Lampung, Selat Sunda bagian selatan, perairan selatan Banten, dan Samudra Hindia selatan Banten.

Meski siklon Dahlia mulai menjauh, Hary mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap kondisi cuaca saat ini. Masyarakat tetap harus bersiaga menghadapi potensi genangan, banjir, maupun longsor bagi yang tinggal di wilayah berpotensi hujan lebat, terutama di daerah rawan banjir dan longsor di dataran rendah, daerah cekungan, bantaran kali atau sungai, perbukitan, lereng-lereng, dan pegunungan.

Waspadai juga potensi hujan disertai angin kencang yang dapat menyebabkan pohon maupun papan reklame atau baliho tumbang dan roboh serta yang berbahaya bagi kapal berukuran kecil. Selain itu, masyarakat diimbau tidak berlindung di bawah pohon ketika hujan disertai kilat/petir.

Menurut Hary, hujan lebat dan angin kencang masih mungkin terjadi karena Desember adalah awal memasuki musim hujan. Oleh karena itu, kata dia, potensi adanya bencana masih akan terjadi. "Walaupun siklon Dahlia menjauh, tapi sekarang puncaknya musim hujan. Jadi, masyarakat tetap harus waspada dengan kondisi itu," ungkapnya.

Menyusul dampak siklon yang mulai surut, sejumlah masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang beberapa hari belakangan mengungsi telah mulai kembali ke rumahnya masing-masing. Selama dua hari terakhir, cuaca di sekitar pengungsian juga terbilang kondusif untuk beraktivitas.

Hujan pun hanya terjadi rintik-rintik selama dua hari terakhir. Dari beberapa titik kumpul yang ada di Bantul, Kulon Progo, dan Gunungkidul, masyarakat mulai mencoba membersihkan rumahnya.

Berdasarkan pantauan Republika sepanjang Sabtu (2/12) hingga Ahad (3/12), langit di DIY tampak berawan dan terbilang cerah pada pagi hari. Namun, masyarakat diminta waspada mengingat BMKG masih memantau potensi bibit siklon tropis 93W dan 97S.

Sebagai langkah awal pemulihan, Pemda dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY mengajak seluruh elemen masyarakat membersihkan lingkungannya secara serentak, kemarin. Pemda DIY juga telah menetapkan status tanggap darurat bencana setidaknya selama tiga hari demi membantu proses penanggulangan dan pemulihan. Langkah itu diambil demi memudahkan pemerintah kabupaten/kota mengalokasikan dana.

(Dadang Kurnia, Pengolah: Fitriyan Zamzami).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement