REPUBLIKA.CO.ID,MEDAN -- Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir menyebut, kabar kesatuan Indonesia dalam ancaman hanya isu belaka. Hal ini disampaikannya saat Resepsi Milad Muhammadiyah Ke-105 di Medan, Sabtu (2/12) malam.
Menurut Haedar, ada kelompok tertentu yang menyebarluaskan isu keretakan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini. "NKRI dalam ancaman itu politik sebenarnya. Isu politik. Karena mayoritas di negara ini, apapun sukunya, rasnya, agamanya, kelompoknya, tidak ada yang ingin meruntuhkan dan membubarkan NKRI," kata Haedar.
Haedar mengatakan, ada kelompok tertentu yang sengaja menciptakan isu tersebut untuk menunjukkan eksistensi mereka. Kelompok ini rela menciptakan isu-isu yang menguras perhatian bangsa demi keuntungan mereka sendiri. "Lebih karena ingin eksisnya sebuah kelompok dalam percaturan politik," ujar dia.
Menurut Haedar, permasalahan bangsa merupakan tugas dan kewajiban pemerintah untuk menyelesaikannya. Namun, rakyat pun, lanjutnya, tentu tak bisa tinggal diam.
"Kita juga tidak bisa diam karena kita bagian dari bangsa ini. Dalam titik yang paling krusial, kita bisa memberi solusi," kata Haedar.
Haedar mengatakan, semua pihak, termasuk jemaah Muhammadiyah, harus memiliki komitmen kebangsaan yang lahir dari semangat yang tulus, ikhlas dan jujur. Dengan begitu, tidak akan ada yang menciptakan dan terpengaruh dengan isu keretakan NKRI. Seluruh pihak pun akan berkomitmen untuk memberikan yang terbaik bagi keutuhan bangsa.
"Kejujuran berbangsa itu seperti hidup berumah tangga. Di satu sisi amar ma'ruf, di sisi lain nahi munkar. Kritik itu bentuk sayang Muhammadiyah terhadap negara," ujar Haedar.