REPUBLIKA.CO.ID, TEBING TINGGI -- Intensitas hujan yang tinggi beberapa waktu terakhir mengakibatkan sejumlah wilayah di Sumatra Utara terendam air. Selain di kota Medan, banjir juga melanda daerah lain, termasuk kota Tebing Tinggi.
Banjir merendam permukiman warga sejak Jumat (1/12) malam hingga Sabtu (2/12). Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Tebing Tinggi mencatat, ada 22 kelurahan di lima kecamatan yang terdampak banjir. Lima kecamatan itu, yakni Tebing Tinggi Kota, Padang Hulu, Padang Hilir, Rambutan, dan Bajenis. Ketinggian air mulai dari satu hingga dua meter.
"Seingat saya, ini banjir terparah selama lima tahun terakhir," kata salah seorang warga, M Rais, Sabtu (12/2).
Wilayah yang paling parah terdampak banjir adalah kelurahan Badak Bejuang, kecamatan Tebing Tinggi Kota. Hingga saat ini, kawasan padat penduduk yang berada di dekat aliran sungai Padang itu terendam hingga ketinggian dua meter.
Sementara untuk wilayah dengan warga paling banyak terdampak, yakni kelurahan Brohol, kecamatan Bajenis. BPBD Tebing Tinggi mencatat, ada 775 kepala keluarga (KK) atau 3.875 jiwa yang menjadi korban banjir di kelurahan ini. Kecamatan Bajenis menjadi wilayah yang paling banyak terdampak warganya dengan jumlah 2.196 KK atau 9.190 jiwa.
Sekretaris BPBD Tebing Tinggi, Hendra mengatakan, pihaknya telah melakukan evakuasi terhadap warga yang terdampak banjir dengan berkoordinasi bersama lurah dan camat setempat. Warga pun diimbau untuk mengikuti petunjuk petugas.
"Kami juga sudah mendirikan tenda-tenda pengungsian. Pemasangan tenda ini saling koordinasi dengan Tagana, polisi, Dinas Sosial, Satpol PP, di beberapa titik lokasi di kelurahan yang terkena banjir," kata Hendra.
Berdasarkan data dari BPBD Tebing Tinggi, total warga yang terdampak banjir adalah 5.985 KK dengan total 21.080 jiwa. BPBD juga sudah mendistribusikan bantuan ke beberapa lokasi terdampak banjir di daerah berjuluk Kota Lemang itu.
"Sudah ada bantuan. Beras 148 karung ukuran 15 kg, roti, mie instan 102 kardus," ujar Hendra.