Sabtu 02 Dec 2017 09:33 WIB

Resto di Banyuwangi Ini Sediakan Makan Gratis untuk Fakir Miskin dan Yatim Piatu

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Budi Raharjo
Suasana restoran gratis untuk fakir miskin dan yatim piatu di Banyuwangi.
Foto: wilda fizriyani
Suasana restoran gratis untuk fakir miskin dan yatim piatu di Banyuwangi.

REPUBLIKA.CO.ID,BANYUWANGI -- Begitu banyak restoran yang menyajikan menu lezat dengan harga murah sampai mahal sekalipun. Namun sayangnya, masih sangat jarang menemukan sebuah tempat yang bisa memenuhi makanan bagi para fakir miskin dan yatim piatu secara gratis.

Di Banyuwangi, tepatnya di Kelurahan Secang, Kalipuro, terdapat sebuah restoran yang memiliki konsep berbeda pada umumnya. Berdiri sejak November 2015, Restoran Fakir Miskin menyajikan makanan secara gratis bagi mereka yang kurang mumpuni dalam materi. Sekitar 120 fakir miskin di sekitar wilayahnya terdaftar dapat menikmati makanan lezat dan sehat secara gratis setiap Jumatnya.

"Dan 37 yatim atau yatim piatu setiap bulan pada Jumat," ujar Pemilik Restoran Fakir Miskin, Haji Isam (56) saat ditemui Republika di Restoran Fakir Miskin, Banyuwangi, Jumat (1/12).

Isam dan istri, Siti Maryam (29) mulanya melakukan survei secara mandiri untuk mengetahui siapa saja fakir, miskin dan yatim piatu di Secang, Kalipuro, Banyuwangi. Sejak pindah ke Banyuwangi dari Bali pada 2015, keduanya mengaku timbul keinginan untuk bisa berbagi kasih dan sedekah pada mereka yang membutuhkan. Setelah ditelusuri dan dipastikan siapa saja yang termasuk kategori itu, keduanya langsung membuatkan mereka kartu agar ratusan orang itu dapat menikmati makanan secara gratis termasuk uang sembako per bulannya.

Adapun untuk membedakan kategori fakir dan miskin, Isam mengaku memiliki penilaian tersendiri. Menurut dia, orang miskin berati siapa saja yang memiliki pekerjaan tapi kurang mencukupi. Sementara fakir lebih pada orang-orang yang tidak memiliki apapun. Sekalipun memiliki keluarga, mereka tak memberikan kelebihan dan tanggung jawab sepatutnya pada orang tersebut.

Isam, pemilik restoran.

Untuk membantu orang-orang tersebut, pria kelahiran Irak ini pun tak hanya memberikan makan setiap Jumatnya. Mereka juga memperoleh sembako setiap bulan, baik itu awal atau pertengahan bulan. "Ada dua kelompok, pertama dikasih setiap Jumat awal bulan sedangkan grup kedua di pertengahan," kata pengusaha mutiara di Australia ini.

Di masa awal aktivitasnya, Isam menerangkan, uang sembako diberikan dalam bentuk barang seperti minyak sayur, mie, beras dan sebagainya. Namun karena setiap orang memiliki kebutuhan berbeda, dia lebih memilih memberikan dalam bentuk yang. Untuk satu orang fakir Rp 110 ribu per bulan, miskin Rp 55 ribu sedangkan yatim atau yatim piatu memeroleh Rp 50 ribu.

Dana yang diberikan Isam melalui makanan maupun uang sembakonya ini murni dari pribadi. Dia mengaku tak membuka dana donatur bagi khalayak umum. Sekalipun ada, dia harus memastikan apakah uang atau sumbangan itu bersih dari segala hal yang berbau haram atau tidak.

"Ini seperti satu panci yang ada nasi terus kita kasih satu sendok pasir lalu dicampur aduk. Kalau sudah seperti itu, kita bisa tidak makan nasi itu? Kita tentu tidak bisa makan kan? Nah, itu sama seperti uang haram yang tercampur dengan lainnya, jadi tidak masuk sedekah hukumnya," jelas dia.

Isam tak menampik terdapat beberapa orang terdekatnya yang begitu ingin ikut menyumbang di kegiatannya ini. Jika seperti demikian, Isam mau tak mau harus memastikan terlebih dahulu kehalalan sumbangan yang diberikan. Semua ini dilakukan agar niat sedekah yang akan dilakukannya dapat diterima dengan baik oleh Allah SWT.

Sekali menyajikan makanan, Isam mengungkapkan, dia setidaknya harus mengeluarkan uang Rp 1,3 juta sampai 2,3 juta. Pengeluaran ini terdiri dari beras, buah-buahan, daging atau ayam, pekerja, ojek dan biaya keperluan pasar lainnya. Uang ojek ini dimasukkan sebagai cara Isam berupaya mengantar makanan pada fakir dan miskin yang tak bisa datang ke restorannya karena suatu hal.

Meski sudah memiliki daftar nama fakir, miskin, yatim dan yatim piatu, Isam menegaskan, siapapun dapat makan di restorannya. Dalam hal ini, mereka dapat menikmati makan secara gratis setiap Jumat dari pukul 12.00 sampai 15.00 WIB dan dilayani langsung oleh Isam, istri serta beberapa pegawainya. "Jadi siapapun yang datang ke sini dan mau makan walau tidak terdaftar, bisa (makan)," tambah dia.

Selain kegiatan Jumat dan pembagian uang sembako setiap bulannya, Isam menyatakan, dirinya juga acap mengadakan buka bersama pada Ramadhan sejak tahun lalu. Ramadhan tahun ini, dia setidaknya berhasil mengumpulkan 700 orang dari kalangan umum di sekitarnya untuk berbuka bersama sebanyak delapan kali. Sementara bagi fakir miskin, dia biasanya akan membungkus dan mengantar ke rumah terkait setiap harinya.

Mengenai restoran dan kegiatannya ini, Isam menegaskan, semua tak lepas dari perintah Allah SWT dalam Alquran. Semua apa yang diberikan dengan niat baik, diyakini akan dikembalikan Allah SWT melalui cara yang bagus pula. Hal terpenting, dia melanjutkan, uang yang disumbangkan halal dan tak perlu pamer akan hal tersebut.

Seperti diketahui, Restoran Fakir Miskin milik Isam sebenarnya sudah dua tahun berdiri di Banyuwangi. Namun baru-baru ini dikenal khalayak setelah sejumlah pemberitaan media. Isam sendiri justru tak mengetahui awal bagaimana restorannya dapat diketahui media lalu dikenal banyak orang.

Di kesempatan sama, Istri Isam, Siti Maryam mengungkapkan, satu cerita menarik dari salah satu pria baya yang acap makan di restorannya. Pria tersebut mengaku selalu berusaha untuk tidak sarapan pagi agar dapat menikmati makanan sepuasnya di restoran tersebut. Bahkan, pria tersebut rela berjalan dari rumahnya yang jauhnya sekitar lima kilometer.

Sri Indayani (14) merupakan satu anak yatim yang memiliki kesempatan menikmati makanan di restoran Fakir Miskin secara gratis. Warga Secang Timur ini mengaku sangat terbantu dengan adanya pemberian tersebut. Terlebih lagi, siswi kelas dua MTS Ibrahimy ini dapat memperoleh sejumlah uang untuk membantu keperluan kehidupan sehari-harinya. "Ya, lumayan buat jajan," kata gadis yang sudah mulai mengikuti kegiatan di restoran Fakir Miskin sejak 2017 ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement