REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Ketua Dewan Pembina Majelis Dakwah dan Pendidikan Islam (Madani), Muhammad Romahurmuziy atau Romi menyampaikan perlunya ulama sebagai penjaga persatuan dan kesatuan, khususnya menjelang tahun politik pilkada serentak 2018. Hal tersebut disampaikan Romi dalam Halaqah Ulama Jawa Tengah untuk Kemaslahatan Rakyat yang diadakan PP Madani di Semarang, Jawa Tengah.
Ketua Umum DPP PPP ini mengatakan, di tengah konstestasi politik praktis nasional saat ini harus tetap mengedepankan politik kebangsaan dan keumatan. Ia pun mengingatkan agar spirit keislaman dan kebangsaan terus disinergikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Untuk mensinergikan spirit kebangsaan dan keisalaman itu, menurut dia, para ulama sangat berperan dalam menjaga persatuan. Karena itu, dukungan para ulama sabgat penting untuk masa depan bangsa ini.
"Ulama berperan jaga persatuan. Kita senantiasa mengharap dukungan para ulama untuk terus mendeseminasi nilai-nilai ajaran Islam yang menyejukkan, mendamaikan dan menyatukan," ujarnya dalam siaran persnya, Jumat (1/12).
Menurut Romi, spirit itu juga ditunjukkan para pendiri bangsa, termasuk KH Wahid Hasyim saat memutuskan untuk menerima penghapusan tujuh kata pada Piagam Jakarta. "Semangatnya adalah persatuan dan menghindari perpecahan," ucapnya.
Hal senada juga disampaikan Ketua Umum Pengurus Pusat Madani Idy Muzayyad. Menurut dia, selama ini para ulama telay berperan penting menjaga kebijakan kekuasaan penyelenggara negara agar selalu berpihak pada kemaslahatan rakyat.
"Ulama bertugas mengingatkan umara (pemimpin) untuk selalu menciptakan keadilan dan keberpihakan kepada kepentingan rakyat," kata Idy.