REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Pengamat politik KedaiKOPI, Hendri Satrio, mengatakan saat ini tak perlu berdebat apakah Munaslub Partai Golkar diadakan atau tidak. Karena, Munaslub menurutnya adalah sesuatu yang pasti dilaksanakan.
Bahkan, Hendri memperkirakan pemenangnya pun sudah ada, yakni Airlangga Hartarto. Yang sekarang perlu dianalisis adalah siapa kader-kader partai yang akan menempati posisi di luar ketua umum. “Siapa yang jadi sekjen, siapa yang menjadi ketua DPR, dan siapa yang akan menjadi ketua fraksi di DPR,” kata Hendri dalam sebuah diskusi bertajuk Munaslub: Golkar Masa Depan, Harapan, dan Tantangan yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Masyarakat Madani (Prima) di Jakarta, Jumat (1/12).
Pengamat politik Puspol Indonesia, Ubedillah Badrun mengatakan, Munaslub memang solusi terbaik Golkar untuk saat ini yang didera masalah. Soal siapa yang mengisi posisi di luar ketua umum, dia mengharapkan kader-kader muda partai mendapat tempat.
Ketua GMPG, Ahmad Doli Kurnia mengatakan, banyak pihak menghendaki adanya Munaslub. Setidaknya 2/3 suara telah menyatakan ingin menggelar Munaslub. Namun, kondisi ini masih 80 persen, masih butuh 20 persen lagi yaitu terutama mendorong DPP Partai Golkar untuk menggelar pleno untuk menetapkan waktu dan tempat Munaslub. “DPP bisa dianggap melanggar AD/ART jika tidak menggelar Munaslub. Desember ini harus diadakan Munaslub, inilah momentumnya, jika lewat dari Desember keadaan bisa berubah,” kata Doli.
Sementara, Ketua DPP Golkar, Happy Bone Zulkarnain mengatakan, dengan adanya Munaslub diharapkan dapat mengembalikan elektabilitas Partai Golkar. Diharapkan elektabikitas Partai Golkar dapat naik lagi hingga di atas 16 persen.
“Berbagai survei telah menyatakan bahwa elektabilitas Partai Golkar menurun drastis, bahkan ada survei yang menyatakan elektabilitas Golkar tinggal 7 persen. Padahal saat ini anggota DPR dari Golkar sebanyak 91 orang itu mewakili 15 persen suara nasional,” katanya.
Seperti diketahui, masalah yang didera oleh Partai Golkar saat ini adalah masalah kepemimpinan. Di mana, ketua umumnya, yakni Setya Novanto menjadi tersangka dan ditahan oleh KPK terkait kasus korupsi KTP-el. Karena itu, banyak pihak dari kader Golkar yang menginginkan diadakannya munaslub untuk mengganti Setya Novanto.