REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setya Novanto melalui surat wasiatnya menolak untuk dilengserkan dari kursi jabatan Ketua Umum Partai Golkar sebelum putusan Praperadilan. Namun dorongan untuk segera mengganti Setnov yang terjerat kasus korupsi pun semakin kuat.
Pengamat Komunikasi Politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio mengatakan ada tiga nama yang saat ini bersiang kuat menggeser posisi Setnov. Tiga nama tersebut, Airlangga Hartanto, Idrus Marham, dan Ade Komarudin alias Akom.
"Ada tiga nama yang cukup kuat, Akom, Idrus, dan Airlangga," ujar Hendri kepada Republika.co.id, Kamis (30/11).
Penyebutan tiga nama itu ujar Hendri bukan tanpa alasan. Akom sudah jelas lantaran sebelumnya pernah mencalonkan diri sebagai Ketua Umum Golkar saat munas di Bali. Kemudian Idrus, merupakan Sekretaris Partai Golkar yang bahkan ditunjuk langsung oleh Setnov sebagai Plt Ketum Golkar. Artinya dukungan Setnov kepada Idrus ini sangat jelas terbaca.
Sedangkan Airlangga, terang Hendri, sinyal pemerintah pun mulai nampak terang mendukung Menteri Perindustrian ini. Oleh karena itu, Airlangga sudah harus mempersipkan diri sedini mungkin untuk memutuskan memilih menjadi Ketua Umum Golkar atau tetap sebagai menteri.
"Airlangga akan memilih salah satu, Ketum (Golkar) atau Menteri, nampaknya akan pilih Ketum, kecuali Airlangga satu-satunya yang boleh rangkap jabatan di eksekutif," terang Hendri.
Airlangga pun, lanjut Hendri dianggap akan mampu untuk menyatukan internal Golkar yang saat ini terbelah. Meskipun dalam prakteknya nanti membutuhkan usaha yang keras. "Bisa (menyatukan), prosesnya memang keras, tapi Golkar punya pemersatu yang namanya kekuasaan. Begitu kekuasaan lebih nyata, mereka akan mendekat dan baik-baik lagi," kata Hendri.