Rabu 29 Nov 2017 21:07 WIB

BNPB Kuatirkan Lahirnya Siklon Baru

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Indira Rezkisari
Petugas BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika) menunjuk area pergerakan badai Siklon Tropis Cempaka di Laboratorium BMKG Banten, di Serang, Selasa (28/11). Pihak BMKG merilis peringatan level Siaga cuaca ekstrem hingga tanggal 1 Desember akibat pergerakan Siklon Tropis Cempaka yang semakin besar di Selatan Pulau Jawa.
Foto: ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman
Petugas BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika) menunjuk area pergerakan badai Siklon Tropis Cempaka di Laboratorium BMKG Banten, di Serang, Selasa (28/11). Pihak BMKG merilis peringatan level Siaga cuaca ekstrem hingga tanggal 1 Desember akibat pergerakan Siklon Tropis Cempaka yang semakin besar di Selatan Pulau Jawa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta kemungkinan lahirnya siklon tropis cempaka baru harus diantisipasi. Karena bisa menimbulkan bencana seperti puting beliung hingga merusak rumah.

Kepala BNPB Willem Rampangilei mengatakan, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)sudah menjelaskan siklon cempaka saat ini sudah mulai mengecil kekuatannya dan sudah mulai menjauh. Jadi, kata dia, sudah tidak apa-apa. Kendati demikian yang menjadi kekhawatiran dan pembahasan pihaknya adalah kemungkinan lahirnya siklon baru lagi.

"Ini harus diantisipasi. Siklon itu bahayanya menimbulkan puting beliung, merusak rumah, terjadinya cuaca ekstrem, hujan yang menyebabkan banjir dan longsor," katanya saat ditemui wartawan, di Jakarta, Rabu (29/11).

Siklon ini bisa berupa bibit. Kalau ia menjadi siklon baru yang terdampak adalah daerah Jawa bagian selatan karena bibitnya lahir di Lautan Hindia.

Untuk itu ia menyebut berita laporan cuaca dari BMKG adalah bagian dari early warning. Ia menegaskan setelah mendapat laporan BMKG yang penting, kemungkinannya dianalisis dan kemudian menyiapkan masyarakatnya.

"Dengan adanya berita itu maka kita sudah melakukan langkah antisipasi dari yang kemungkinan terdampak. Kalau kita menghadapi bencana maka harus ada informasi pendahuluan," ujarnya.

Kemudian, kata dia, pemerintah pusat harus menyiapkan pemdanya, logistik, konsep operasinya. Kemudian harus mempersiapkan kalau terjadi evakuasi harus ke mana, jalannya, hingga bagaimana komunikasinya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement